Nasional

Pemenuhan Gizi Masyarakat Jadi Perhatian Muslimat NU di Masa Pandemi

Kam, 3 September 2020 | 10:15 WIB

Pemenuhan Gizi Masyarakat Jadi Perhatian Muslimat NU di Masa Pandemi

Muslimat Nahdlatul Ulama. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Pandemi Covid-19 belum jelas kapan berakhirnya. Hal itu semakin membuat beberapa kalangan berupaya maksimal dalam menyiapkan segala sesuatu, termasuk asupan gizi masyarakat. Pemerintah khususnya jangan terlewat memperhatikan nilai gizi agar kesehatan masyarakat tetap terjamin menghadapi wabah.


Ketua VIII Pimpinan Pusat Muslimat NU, Hj Ariza Agustina mengatakan, di masa pandemi ini kebutuhan gizi menjadi sangat penting. Namun seiring dengan merosotnya kondisi ekonomi, membuat sebagian masyarakat menjadi kekurangan gizi. Untuk itu meningkatkan ketahanan pangan keluarga menjadi salah satu cara untuk terus bisa meningkatkan gizi keluarga.


“PP Muslimat NU melalui bidang Tenaga Kerja merasa terpanggil untuk terus melakukan edukasi terkait ketahanan keluarga ini,” ujar Ariza dalam seminar daring bertajuk Ketahanan Pangan Keluarga Untuk Kecukupan Gizi Mikro dan Makro melalui Budidaya Sayur di Lahan Terbatas, Senin lalu.


Menurut Ariza, kecukupan gizi menjadi perhatian Muslimat NU, karena pandemi telah menurunkan ekonomi masyarakat yang berdampak pada pemenuhan gizi keluarga. Masih adanya stunting di masyarakat dan malnutrisi menandakan bahwa gizi belum tercukupi. Meningkatkan ketahanan pangan keluarga adalah salah satu cara kita membantu pemerintah melawan Covid-19 ini.


Menurunnya gizi pada masyarakat akan menyebabkan turunnya produktivitas. “Kekurangan nutrisi atau malnutrisi pada anak kecil merupakan tanda bahwa tubuh tidak dapat asupan gizi, dalam jangka panjang dapat menyebabkan kesehatan kronis,” ujar Ariza.


Sementara itu, dalam paparannya Pakar Kesehatan dari Universitas Moestopo, Fauziah M. Asim mengatakan bahwa ada empat pilar dalam pemenuhan nutrisi atau gizi seimbang. Pertama, mengonsumsi makanan yang beragam dengan memperhatikan proporsinya. Kedua, membiasakan hidup sehat. Ini adalah gizi seimbang karena perilaku hidup bersih akan jauh dari penyakit infeksi. Sebab penyakit infeksi akan menurunkan nafsu makan.


Ketiga, melakukan aktivitas fisik. Olahraga berguna untuk menyeimbangkan antara makan keluar dan masuk. Keempat, memantau dan mempertahankan berat badan. 


“Ada dua jenis gizi yang dibutuhkan tubuh yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro misalnya karbohidrat protein dan lemak. Makanan jenis ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Sedangkan zat gizi mikro antara lain vitamin, mineral, kalsium dan kalium. Untuk yang kedua penting untuk membantu proses metabolisme dan memberi energi pada tubuh,” ungkap dokter Fauziah.


Sementara itu, Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Pusat Pendidikan Pertanian, Kementan RI, Ismaya Parawansa mengatakan bahwa selama Covid- 19 proses produksi pertanian dan distribusi produk pertanian terganggu.


“Untuk itu masyarakat perlu mempersiapkan diri dengan mengoptimalkan lahan yang dimiliki dengan memproduksi sayuran. Itulah cara kita membangun ketahanan pangan keluarga,” jelas Ismaya.


Menurutnya lahan yang sempit menjadi tantangan tersendiri. Ada metode untuk ketahanan pangan di lahan yang sempit dapat menggunakan pot, polybag, dan vertikultur. Tujuannya untuk memanfaatkan lahan yang terbatas secara optimal.


“Cara ini bisa menjadi alternatif bagi warga perkotaan yang tidak memiliki lahan yang luas untuk bercocok tanam,” ujarnya.


Acara webinar ini diikuti oleh 300 lebih peserta, baik dari kader Muslimat NU yang ada di Indonesia maupun PCI Muslimat NU yang ada di luar negeri. Webinar juga dihadiri oleh Sekretaris Umum PP Muslimat NU Hj Ulfah Masfufah dan dimoderatori oleh Hj Ma’rifah Abdullah.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon