Nasional

Tingkat Kepatuhan Masyarakat terhadap Protokol Kesehatan 70-80 Persen

Kam, 3 September 2020 | 05:35 WIB

Tingkat Kepatuhan Masyarakat terhadap Protokol Kesehatan 70-80 Persen

Dibutuhkan upaya maksimal 100 persen dalam mencegah penyebaran Covid-19 yang kasus setiap harinya terus meningkat. (Ilustrasi: NU Online)

Jakarta, NU Online

Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengonfirmasi data bahwa tingkat kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan mencapai 70-80 persen saja. Tentu ini merupakan kondisi belum ideal karena dibutuhkan upaya maksimal 100 persen dalam mencegah penyebaran Covid-19 yang kasus setiap harinya terus meningkat.


Satgas Penanganan Covid-19 seperti dirilis Kata Data mencatat bahwa 72 persen masyarakat selalu menjaga jarak (physical distancing) dalam sepekan terakhir. Sementara, tingkat pengetahuan masyarakat terhadap kebijakan menjaga jarak untuk mencegah corona sebesar 87 persen.


Ada 80 persen responden yang sering atau selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik. Sebanyak 64 persen responden sering/selalu menggunakan penyanitasi tangan.


Kemudian, 80 persen masyarakat sering atau selalu menggunakan masker ketika berada di luar rumah. Semakin tinggi usia, semakin taat pula responden dalam menerapkan protokol kesehatan.


Sementara itu, jauh-jauh hari Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesehatan dr Syahrizal Sayrif menegaskan, kunci keberhasilan penanganan Covid-19 saat ini terletak pada para pemangku kebijakan dan taatnya masyarakat pada protokol kesehatan secara maksimal.


“Semua pemangku kebijakan, baik di tingkat pusat maupun daerah hendaknya jangan hanya menyalahkan masyarakat yang tidak disiplin mengikuti protokol kesehatan, tetapi kebijakan juga harus diperkuat, karena pemimpin yang punya otoritas, regulasi, dan sumber daya,” tegas Syahrizal yang juga Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI ini.


Melihat angka kasus harian Covid-19 yang terus meningkat, bahkan saat ini mencapai 10 hingga 20 kali lipat dibanding pekan-pekan awal kasus Covid-19 di Indonesia, Tokoh Agama, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mendorong masyarakat agar lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan.


Pesan tersebut disampaikan Mustasyar PBNU itu dalam kesempatan pertemuan daring yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Rabu (2/9) untuk mendoakan 100 dokter yang meninggal karena terpapar Covid-19.


“Dalam kesempatan ini saya ingin mengingatkan dan menegaskan kepada saudara-saudara saya di mana pun berada. Marilah kita tepati protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, dan rajin-rajin mencuci tangan (pakai sabun dengan air mengalir),” kata Gus Mus dikutip NU Online, Rabu (2/9) dari akun Gus Mus Channel.


Dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan, imbuh Gus Mus, kita membantu virus ini tidak terus menjalar ke sana ke mari. “Di sini diobati dan ditangani, kemudian merebak ke sana karena di sana tidak mematuhi protokol dan disiplin medis,” jelas Gus Mus.


Gus Mus menyatakan kesedihan dan keprihatinan mendalamnya atas dokter dan tenaga medis yang gugur dalam menangani Covid-19. Ia menegaskan bahwa pandemi Covid-19 merupakan persoalan kemanusiaan yang membutuhkan kerja sama seluruh kalangan untuk melawan dan membasminya.


“Kesedihan mendalam terhadap para pejuang pandemi ini, lebih mengingatkan kepada kita bahwa melawan pandemi ini adalah persoalan kemanusiaan, artinya persoalan kita bersama. Bukan hanya persoalannya para dokter, bukan hanya persoalan tenaga medis, tetapi persoalan kita semua. Karena virus ini menimpa kita semua,” ungkap Gus Mus.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon