Pemerintah Tak Batasi Masyarakat Berlibur di Akhir Tahun, Tapi Tetap Waspada
NU Online · Kamis, 29 Desember 2022 | 17:00 WIB

Ilustrasi: cuaca buruk akhir-akhir ini menuntut masyarakat harus waspada saat liburan maupun bepergian. (Foto: NU Online/Freepik)
Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) KH Ma’ruf Amin menanggapi antusiasme masyarakat yang ingin merayakan momentum pergantian tahun di lokasi wisata.
Ia mengungkapkan, pemerintah Indonesia tidak sama sekali membatasi masyarakat untuk bisa berwisata di liburan akhir tahun 2022. Kemungkinan besar akan terjadi lonjakan jumlah wisatawan di berbagai tempat.
Meski tidak membatasi masyarakat untuk berlibur atau mengunjungi tempat-tempat wisata pada akhir tahun ini, Wapres tetap berharap dan mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan selalu menjaga keselamatan selama berlibur.
“Kita memang sudah membuka kesempatan untuk dapat berwisata seluas-luasnya, tetapi juga harus disertai dengan kewaspadaan bagi para penyelenggara wisata. Disiapkan antisipasi, supaya kalau terjadi apa-apa dapat ditanggulangi secara lebih cepat,” ucap Wapres, melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online, pada Kamis (29/12/2022).
Tak hanya kepada masyarakat, Wapres juga mengingatkan para pengelola wisata agar mempersiapkan jasa layanan dengan sebaik-baiknya serta mengantisipasi kondisi cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi.
"Mereka (pengelola wisata) juga (perlu) mengantisipasi kemungkinan terjadinya cuaca yang sewaktu-waktu berubah,” ujar Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
BMKG, Rujukan Prakiraan Cuaca
Wapres juga menanggapi prediksi hujan ekstrem dan badai dahsyat yang terjadi di wilayah Jabodetabek pada 28 Desember 2022 kemarin. Prediksi ini kemudian menimbulkan reaksi di masyarakat. Prediksi mengenai badai itu terjadi perbedaan antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Menanggapi hal tersebut, Kiai Ma’ruf mengimbau masyarakat untuk merujuk pada prediksi yang dikeluarkan oleh instansi resmi yang memiliki otoritas untuk mengeluarkan prakiraan cuaca.
“Yang harus dijadikan pegangan itu (prediksi atau prakiraan cuaca) dari BMKG, karena dia yang memiliki otoritas,” kata Wapres.
Ia kemudian menyampaikan bahwa perbedaan prediksi antara BMKG dan BRIN itu kemungkinan terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya, menurut Wapres, faktor data yang belum tervalidasi.
“Saya kira mungkin ada peneliti yang belum divalidasi datanya, sehingga sempat mengumumkan hasil penelitiannya,” tutur Wapres.
Karena itu, Wapres kembali menekankan dan meminta masyarakat untuk mengacu kepada data BMKG, terkait prakiraan cuaca, sebagai lembaga yang memiliki otoritas penuh atas permasalahan cuaca yang ada di Indonesia.
“Supaya masyarakat tahu bahwa otoritas memberikan prediksi-prediksi itu ada di BMKG,” tegas Wapres.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua