Nasional

Pemuda Harus Memiliki Cita-cita Tinggi dan Berprasangka Baik

Kam, 14 November 2019 | 04:30 WIB

Pemuda Harus Memiliki Cita-cita Tinggi dan Berprasangka Baik

Ketua PBNU, KH Marsudi Syuhud menghadiri acara peringatan Hari Santri yang dilaksanakan UKM Pengenalan Idelogi Bangsa (PIB), UKM Budaya Melayu dan UKM PTQ Ar-Rayhan Universitas Jambi. (Foto: Ist)

Jambi, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Marsudi Syuhud merasa terharu mendengar lantunan Shalawat Badar dan Mars Ya Lal Wathan yang menggema di Balairung Universitas Jambi. Hal ini diungkapkannya saat hadir pada peringatan Hari Santri yang dilaksanakan Unit Kegiatan Mahasiswa Pengenalan Idelogi Bangsa (UKM PIB), UKM Budaya Melayu dan UKM PTQ Ar-Rayhan Universitas Jambi, Rabu (13/11).
 
Ia mengapresiasi para mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang mampu menghadirkan para mahasantri dan mahasiswa pada acara yang dibarengkan dengan Seminar Nasional dengan tema Peran Generasi Muda dalam Menyikapi Revolusi Industri 4.0 yang Berjiwa Santri Nasionalis, dan Berbudaya.
 
“Saya titipkan kepada paramuda yang hadir bercitalah yang tinggi, berprasangkalah yang baik, karena Allah SWT senantiasa mengiringi cita dan prasangka yang baik setiap hambaNya,” pesannya seperti rilis yang diterima NU Online.
 
Setiap individu bangsa Indonesia lanjutnya, harus memiliki mimpi. Namun mimpi yang harus berdasar pada ilmu pengetahuan. Indonesia sampai dengan saat bisa terwujud merupakan hasil dari mimpi. Nahdlatul ulama begitu juga didirikan atas dasar mimpi. Termasuk tegasnya revolusi industri yang sampai saat ini sudah memasuki era 4.0 merupakan hasil mimpi.
 
Ia yakin para muda yang hadir merupakan bagian dari generasi bangsa yang mencintai dan menyayangi serta menciptakan kedamaian Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia yakin mereka tidak akan menjadi anak muda yang 'putus nyawa' melalui bom bunuh diri seperti yang dilakukan oleh seorang pemuda di Medan berimbas kepada kondisi menciptakan rasa takut masyarakat.
 
Pada kesempatan tersebut, Kiai Marsudi juga mengingatkan agar generasi muda, terutama santri harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang saat ini berkembang dengan pesat. Para pemuda Indonesia dan santri juga tidak boleh meninggalkan syariat agama dan budaya yang ada. 
 
Di era saat ini, santri sudah mampu mengisi pos-pos strategis di pemerintahan sebagai bukti bahwa santri juga memiliki masa depan dan kemampuan yang kompeten untuk bersaing dengan pelajar umum. 
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin