Peran Signifikan Perempuan pada 1998 dan Tantangan di Era Reformasi
NU Online · Rabu, 21 Mei 2025 | 17:30 WIB
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Yuni Asriyanti mengungkapkan bahwa peran dan tantangan perempuan dalam gerakan Reformasi 1998 sangat penting dalam menyuarakan keadilan gender dan hak asasi perempuan.
“Kontribusi gerakan perempuan dalam menggulirkan Reformasi dan mengisi ruang-ruang penting demokrasi di fase awal hingga sekarang sangat signifikan,” ujarnya saat dihubungi NU Online, Rabu (21/5/2025).
Peran perempuan dalam Reformasi 1998
Pertama, isu kekerasan terhadap perempuan. Yuni menyampaikan bahwa perempuan selama Reformasi 1998, perempuan terus menyuarakan isu kekerasan seksual, terutama yang dialami perempuan Tionghoa.
“Gerakan perempuan pada Mei 1998 terus bervokal atau menyuarakan kekerasan seksual,” katanya.
Kedua, dorongan kesetaraan gender. Ia mengatakan bahwa gerakan perempuan menuntut kepada pemerintah untuk menjamin kesetaraan gender dalam bidang hukum, politik, ekonomi, dan sosial.
“Selain itu, gerakan perempuan menuntut membongkar diskriminasi yang dulu disamarkan dalam wacana kodrat perempuan,” katanya.
Tantangan selama Reformasi 1998
Yuni mengungkap bahwa terdapat empat tantangan utama yang dihadapi perempuan selama gerakan reformasi 1998.
Pertama, regresi demokrasi dan fundamentalisme agama. Ia mengatakan bahwa gerakan perempuan menghadapi tekanan dari kelompok konservatif yang mempersempit ruang gerak perempuan, baik di ranah publik dan domestik.
“Banyak isu-isu regresi demokrasi dan fundamentalisme agama, seperti pelarangan pakaian tertentu atau diskriminasi berbasis tafsir agama menjadi penghambat hak-hak perempuan,” katanya.
Kedua, ketimpangan akses terhadap keadilan dan sumber daya. Menurutnya, perempuan yang berasal dari kelompok rentan kerap mengalami hambatan dalam mengakses layanan publik, keadilan, dan perlindungan sosial.
“Khususnya perempuan yang berasal dari kelompok rentan seperti perempuan adat, buruh migran, atau penyintas kekerasan,” ucapnya.
Ketiga, komersialisasi tubuh perempuan dan eksploitasi ekonomi. Yuni mengatakan selama masa reformasi 1998, tubuh perempuan kerap menjadi objek diperjualbelikan.
“Selain itu, banyak perempuan bekerja di sektor informal dan mengalami eksploitasi tanpa perlindungan hukum yang memadai,” ujar Yuni.
Keempat, kerentanan dan stigma terhadap perempuan pembela hak asasi manusia (HAM). Yuni menyamapaikan bahwa aktivis perempuan kerap mengalami serangan balik atau backlash.
“Dalam bentuk doxing, intimidasi daring, dan pembungkaman suara-suara kritis, terutama ketika menyuarakan isu-isu lingkungan, aborsi aman dan minoritas gender,” katanya.
Aktivis perempuan dalam gerakan Reformasi
Yuni menyampaikan bahwa salah satu aktivis perempuan dalam gerakan reformasi Mei 1998 adalah Ita Martadinata Haryono, seorang anak muda yang menjadi simbol keberanian dan pengorbanan dalam memperjuangkan keadilan bagi korban kekerasan seksual selama kerusuhan Mei 1998 di Indonesia.
Setelah peristiwa kerusuhan, Ita aktif mendampingi dan memberikan konseling kepada perempuan korban pemerkosaan massal yang terjadi selama kerusuhan Mei 1998, terutama yang berasal dari komunitas Tionghoa.
“Ita juga terlibat dalam pengumpulan data dan advokasi untuk membawa kasus-kasus tersebut ke perhatian internasional. Pada 9 Oktober 1998, Ita ditemukan tewas di kamar tidurnya di Jakarta Pusat dengan luka tusukan dan sayatan yang parah. Peristiwa tersebut terjadi beberapa saat sebelum dia bersama 4 korban dan keluarganya menyampaikan kesaksian di Senat Amerika,” ungkap Yuni.
Terpopuler
1
Rais 'Aam PBNU Ajak Pengurus Mewarisi Dakwah Wali Songo yang Santun dan Menyejukkan
2
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
3
Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang
4
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
5
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
6
Inses dalam Islam: Dosa Terbesar Melebihi Zina, Dikecam Sejak Zaman Nabi Adam!
Terkini
Lihat Semua