Nasional

Perguruan Tinggi NU Kuatkan Komitmen Bisa Tersertifikasi secara Global

NU Online  ·  Rabu, 21 September 2016 | 10:30 WIB

Surabaya, NU Online
Sejumlah pimpinan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) di Jawa Timur kembali berkonsolidasi dalam rangka peneguhan eksistensi sekaligus memaparkan komitmennya dalam menciptakan kualitas perguruan tinggi di kancah regional dan global.

Forum dikemas dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Lembaga Pendidikan Tinggi NU (LPTNU) Jawa Timur, Selasa (20/9), di aula Salsabila Gedung PWNU Jawa Timur, Jalan Masjid Akbar Timur 9 Surabaya.

Hadir dalam diskusi ini para pimpinan dan dosen PTNU Jawa Timur, PWLPTNU Jawa Timur serta perwakilan Jurusan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang baru saja divisitasi oleh Asesor AUN-QA (ASEAN University Network – Quality Assurance).

AUN-QA adalah program sertifikasi penjaminan mutu skala global yang digagas oleh asosiasi perguruan tinggi. AUN sendiri berkantor pusat di Thailand, dengan anggota perguruan tinggi dan asesor dari berbagai kampus di negara-negara ASEAN.

“Di dunia ini, setidaknya ada tiga ‘madzhab’ atau aliran dalam akreditasi perguruan tinggi, yang pertama Dublin Accord; kedua, Washington Accord; dan ketiga, Sidney Accord,” kata Ketua Jurusan Teknik Elektro ITS Dr. Ardyono Priadi mengawali diskusi.

Dublin Accord adalah sertifikasi perguruan tinggi yang banyak bergerak pada bidang vokasi, Washington Accord menekankan bagaimana capaian lulusan pembelajaran (learning outcomes) dari lembaga pendidikan tinggi, sedangkan Sidney Accord lebih pada bagaimana kompetensi dari lulusannya.

“Di Indonesia tampaknya ada pergeseran dari madzhab kompetensi ke madzhab learning outcomes,” papar Ardyono.

Sebagaimana diketahui, beberapa dekade terakhir di era global ini perguruan tinggi dunia memacu diri dengan membuat sistem penjaminan mutu tata kelola dan hasilnya. Sebut saja ABET (Accreditation Board for Engineering and Technology), perkumpulan perguruan tinggi Islam dunia (ISESCO/Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization), hingga ASEAN University Network ini.

Pada penilaian sertifikasi AUN-QA, ada 15 kriteria penilaian yaitu: Expected learning outcomes, programm specification, programm structure and content, teaching and learning strategy, student assessment,  academic staff quality, support staff quality, student quality, student advice and support, facilities and infrastructure, quality assurance of teaching and learning process, staff development activities, stakeholders feedback, output dan stakeholders satisfaction.

Menurut Setiyo Gunawan, Sekjur Teknil Kimia ITS, para asesor AUN-QA cukup detail dalam memverifikasi bukti-bukti fisik dari proses-proses yang sudah dikerjakan, mulai dari proses penyusunan kurikulum, proses pembelajaran, hingga umpan balik para pemangku kepentingan dan pengguna lulusan.

Dekan Fakultas Teknologi Informasi ITS Agus Zainal Arifin yang turut hadir dalam diskusi ini menambahkan, sertifikasi AUN-QA memang lebih mengkroscek dari segi proses. Dengan proses yang bermutu maka tentu akan menghasilkan output yang bermutu pula.

Yusuf Amrozi, sekretaris LPTNU Jawa Timur mengatakan, bukan tidak mungkin PTNU di Indonesia tersertifikasi secara global. Tinggal bagaimana PTNU kita ini memacu komitmen masing-masing untuk menumbuhkan budaya mutu. Sehingga jika budaya mutu telah terbentuk, maka tinggal mengikuti template yang diminta oleh lembaga akreditasi atau sertifikasi internasional tersebut. (Red: Mahbib)