Nasional HAJI 2025

Perjuangan Berhaji Jaelani di Tengah Kencing Manis dan Pendampingan Istrinya

NU Online  ·  Rabu, 14 Mei 2025 | 10:00 WIB

Perjuangan Berhaji Jaelani di Tengah Kencing Manis dan Pendampingan Istrinya

Imam Jaelani (71), jamaah haji lanjut usia (lansia) asal Kediri, Jawa Timur di kamar hotelnya, Selasa (13/5/2025) di daerah Misfalah, Makkah. (Foto: NU Online/Patoni)

Makkah, NU Online

Tidak semua jamaah haji lanjut usia memerlukan bantuan karena tidak sedikit dari mereka yang cukup mandiri dalam beraktivitas selama melaksanakan rangkaian ibadah haji. Namun, sekuat apapun jamaah haji lansia tetap menjadi prioritas pelayanan para petugas haji apalagi lansia yang memiliki komorbid seperti Imam Jaelani (71) asal Embarkasi Surabaya (SUB).


Pria sepuh kelahiran Kediri, Jawa Timur itu mengidap penyakit kencing manis. Penyakit tersebut dikonfirmasi oleh dokter pendampingnya, Fari Teddy Rahardian. Untuk bisa beraktivitas termasuk kebutuhan MCK, Jaelani didampingi dan dibantu oleh istrinya, Siti Umayah (61).


"Kakek Jaelani juga pernah terkena stroke," kata dokter Fari Teddy, Selasa (13/5/2025) saat berkunjung ke kamar Kakek Jaleani.


Dia tinggal di hotel Durrat Rahaf daerah Misfalah, Makkah, Arab Saudi. Ibadah haji yang membutuhkan fisik prima bisa jadi merupakan perjuangan tak mudah bagi Kakek Jaelani.


Namun, semangat dan keikhlasannya terpancar dari senyuman ia berikan saat tim kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyambangi kamarnya. Ia sedang duduk dengan mengenakan kaos berkerah biru dan sarung.


Mulutnya terlihat sedang mengunyah buah jeruk. Kunyahannya tak kunjung selesai karena gigi Kakek Jaelani memang hampir tidak ada alias ompong. Namun suaranya masih terdengar ketika menjawab pertanyaan dokter.


"Pernah stroke nggih (ya)?" tanya dokter Fari Teddy kepada Kakek Jaelani. "Pernah," jawab Jaelani singkat dan jelas.


"Saniki sehat nggih, njenengan (sekarang Anda sehat ya)?" tanya dokter Fari lagi. "Nggih (ya)," kata Kakek Jaelani sambil masih mengunyah jeruknya.


Kakek Jaelani mengaku pelayanan kesehatan yang didapatkannya cukup baik. Dokter rutin mengecek kondisi kesehatan dan memberikannya obat.


"Ada obat khusus kencing manis yang dikonsumsi setiap hari dan perlu pengecekan gula darah," kata dokter Fari.


Kondisi kesehatan tersebut membuat Kakek Jaelani tidak bisa secara mandiri melaksanakan umrah wajib sehingga ia harus menggunakan kursi roda.


"Didorong," kata Jaelani sambil tertawa saat ditanya terkait proses menunaikan umrah.


Perjuangan menunaikan ibadah haji sambil merawat sang suaminya, Jaelani dirasakan betul oleh Siti Umayah. Terkadang ia merasa capai, tetapi hal itu sangat disyukurinya.


Siti Umayah bukan capai karena harus mengurus suaminya, tetapi lebih pada karena dia harus bolak-balik sebab beda kamar dengan suaminya.


"Rada susah karena wara-wiri. Kamarnya nyaman, tapi gak nyamananya karena beda kamar dengan bapak. Waktu di Madinah, satu kamar. Jadi enak ngurusnya, gak ribet," kata Siti Umayah.


Secara umum, Siti Umayah merasa senang dengan pelayanan selama ia di Makkah, baik dari sisi makanan, kamar hotel, transportasi, dan layanan kesehatan, terutama bagi suaminya.


Hingga pukul 10.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar 14.00 WIB, tercatat sudah 42 kloter dengan 16.382 jamaah yang tiba di Makkah.


Secara keseluruhan, jumlah jamaah yang telah diberangkatkan ke Arab Saudi pun terus bertambah. Berdasarkan data Siskohat, hingga Selasa pagi, sudah 219 kloter atau 41,71 persen dari total 525 kloter yang mendarat di Madinah.


Total jamaah yang diberangkatkan mencapai 85.195 orang atau 41,9 persen dari kuota nasional 203.320. Dari jumlah itu, sebanyak 18.341 jamaah adalah lansia, setara dengan 21,52 persen dari total jamaah yang sudah tiba.