Nasional

Pesan Gus Yahya ke Satgas GKMNU: Pelayanan NU untuk Semua Orang

Jum, 3 November 2023 | 20:00 WIB

Pesan Gus Yahya ke Satgas GKMNU: Pelayanan NU untuk Semua Orang

Gus Yahya berpesan kepada Satgas GKMNU untuk mengikutsertakan siapa pun dalam kegiatan yang dilakukan. Ini disampaikan di Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (3/11/2023). (Foto: Swara NU/Aji)

Bandung, NU Online 
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) merupakan bagian dari program NU yang akan menyentuh masyarakat di akar rumput. 


Gus Yahya menjelaskan, jika bicara program NU maka harus mengorientasikan keluarga yang juga berkaitan dengan persoalan ekonomi, sehingga perlu ada cara agar keluarga-keluarga itu mampu mencapai kemaslahatan. Ia kemudian berpesan kepada Satuan Tugas (Satgas) GKMNU agar mengikutsertakan siapa pun dalam kegiatan yang dilakukan. Sebab pelayanan NU untuk semua orang. 


"Saya pesan kepada Satgas, nggak usah nanya, pokoknya bikin kegiatan siapa yang mau ikut ya ikut, semua boleh ikut. Untuk semua orang, karena khidmah (pelayanan) NU itu untuk semua orang," jelasnya pada Kegiatan Pelibatan Masyarakat dalam Program Ketahanan Keluarga di Hotel Savoy Homann, Bandung, Jumat (3/11/2023).


Program kemaslahatan keluarga melalui GKMNU ini dilakukan atas kerja sama PBNU dengan pemerintah. Namun, Gus Yahya menegaskan bahwa suatu saat, jika kapasitasnya sudah mencukupi, maka PBNU akan mendesain sendiri program ini.

 
"Tentu saja di masa depan harus mendesain sendiri, tetapi saat ini belum sampai pada kapasitas itu. Sementara ini kita melaksanakan dalam rangka kerja sama dengan pemerintah, karena pemerintah paling siap," tegas Gus Yahya.


Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan bahwa GKMNU dibentuk juga untuk membina dan mendampingi masyarakat NU atau Nahdliyin yang jumlahnya mencapai 150 juta.


"NU ini berkembang begitu cepat, NU ini bukan hanya pesantren dan santri-santri saja, tetapi banyak di sana," ujarnya.


Saat ini, kata Gus Yahya, ada banyak orang yang mengaku dirinya sebagai warga NU. Untuk itu, ia merasa harus memikirkan soal tanggung jawab NU kepada mereka yang merasa diri sebagai bagian dari Nahdliyin. 


"Sekarang bagaimana tanggung jawab kita, bagaimana? Ini kita harus berpikir bagaimana memanjangkan jangkauan layanan kepada mereka, sehingga mereka bisa merasakan langsung," terangnya.


Gus Yahya pun menampik anggapan bahwa NU hanya milik pesantren. Sebab jumlah pesantren se-Indonesia saat ini sekitar 36 ribu dengan 12 juta santri. Sementara warga NU sebanyak 150 juta. Inilah yang membuat Gus Yahya menyatakan bahwa NU bukan hanya milik pesantren. 


"Bagaimana kita bisa melayani mereka sehari-hari? Bagaimana menjangkau mereka? Kita harus orientasikan ke depan. Inilah sebenarnya kita melansir GKMNU, karena hajat hidup orang itu tertampung di keluarga, maslahat orang terkait dengan keluarga. Anaknya baik, keluarganya baik, muaranya ya keluarga," tegasnya.


Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Dirjen Bimas Islam Kemenag) Kamaruddin Amin mengungkapkan bahwa Indonesia sedang mengalami tantangan ketahanan keluarga, maka peran GKMNU sangat dibutuhkan.


"Atas nama pemerintah, kami menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya, setinggi-tingginya, karena telah melaksanakan aktivitas yang penting sekali. Indonesia sedang menghadapi tantangan keluarga, seperti perceraian, stunting, kekerasan rumah tangga. GKMNU sangat dibutuhkan sekali, ini membutuhkan kerja sama, harus bersinergi dengan ormas Islam," ujarnya.


Menurutnya, GKMNU harus terus berkolaborasi dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah fundamental. Ia menyebut GKMNU sebagai solusi yang dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat di akar rumput. 


“Kami yakin akan berdampak panjang, solutif, terutama ketahanan keluarga, sangat luar biasa, saya kira inilah yang menjadi tantangan, ormas-ormas Islam dalam menghadapi. Ini salah satu bukti PBNU terus memajukan bangsa kita atau meningkatkan kualitas kita," pungkasnya.