Nasional

Pesan Rais Syuriyah PBNU, KH Subhan Ma'mun: Maksimalkan Masa Muda untuk Mencari Ilmu

Sel, 7 Juni 2022 | 07:15 WIB

Pesan Rais Syuriyah PBNU, KH Subhan Ma'mun: Maksimalkan Masa Muda untuk Mencari Ilmu

Rais Syuriyah PBNU, KH Subhan Ma'mun saat acara Haflatul Wada’ dan Pembaiatan alumni MANU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus angkatan 2022, Ahad (5/6/2022). (Foto: NU Online/Ahmad Hanan)

Kudus, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Subhan Ma'mun mengajak generasi penerus agar bisa memaksimalkan masa mudanya untuk mencari ilmu.


Hal itu ia sampaikan dalam acara Haflatul Wada’ dan Pembaiatan alumni MANU Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus angkatan 2022, Ahad (5/6/2022).


"Sayyid Abdullah bin Abbas mengatakan, Ma atallahu Azza wa Jalla abdan ilman illa syaban, Allah tidak sekali-kali memberikan ilmu kepada hamba kecuali kondisi muda," ucapnya.


"Maka kesempatan anak-anakku, tamatan dari TBS ini masih ada kesempatan. Allah tidak serta merta memberikan ilmu kecuali kondisinya syaban (masih muda,red)," imbuhnya.


Dalam acara yang berlangsung di Gedung JHK Kudus ini, Pengasuh Pesantren Assalafiyah Brebes ini menceritakan kegalauan para sahabat Nabi atas berkurangnya kemampuan dalam akal sebab bertambahnya usia.


"Sehingga mereka bertanya atas kekurangan akal itu. Turun ayat 4-6 Surat At-Tin. Dengan ayat itu, sahabat yang tadinya galau menjadi tenang," jelasnya.


"Apa pun yang pernah kita kejar di waktu muda, sehingga di saat tua kharruf akal kita," lanjutnya.


Kiai Subhan melanjutkan keterangannya dengan mengutip apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw.


"Apabila kelak menemui kepada orang mukmin lantaran pikun atau bertambahnya umur, ingatan semakin berkurang. Menemui sifat yang menjadikan apes untuk bekerja seperti waktu muda, maka akan ditulis tergantung pada waktu mudanya," ungkapnya.


"Maka anak-anakku, yang baru tamat, ini masih jenjang yang masih jauh, maka gapailah ilmu kita. Apabila kita sudah tua, jika mengalami susah, akan tercatat tergantung pada waktu mudanya. Inilah pentingnya umur kita," tambahnya.


Ia kemudian mengambil contoh beberapa ulama yang mana secara usia tidak begitu tua saat wafat, namun memiliki hidup yang bermakna, bahkan tetap dikenang hingga zaman sekarang ini. Untuk itu, dirinya mengajak kepada para siswa yang dibaiat di hari itu untuk terus berpacu dalam mencari ilmu.


"Imam Syafi’i usianya hanya 54 tahun, tapi bermakna hidupnya. Mari kita mengacu padanya. Imam Nawawi tidak sampai 50 tahun, dan seterusnya. Maka di saat mudalah kita harus berpacu dan menggapai ilmu yang kita miliki," tukasnya.


Namun, Kiai Subhan juga berpesan agar siswa-siswa yang hadir untuk tidak berbangga diri karena sudah lulus dari madrasah. “Orang tua boleh bangga. Tapi anak didik jangan dulu, sebab masih ada jenjang yang lebih tinggi,” tegasnya.


Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Kendi Setiawan