Petugas Haji Perempuan Masih Kurang, Tahun Depan Perlu Diperbanyak
NU Online Ā· Ahad, 1 Juni 2025 | 22:00 WIB
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengatakan bahwa pembimbing ibadah haji untuk perempuan jumlahnya masih belum maksimal.Ā
Menteri PPPA berharap pembimbing dan petugas haji perempuan jumlahnya akan bertambah pada penyelenggaraan ibadah haji tahun-tahun mendatang.
"Mudah-mudahan tahun depan, di tahun-tahun yang akan datang, bisa disesuaikan jumlah pembimbing atau petugas haji untuk jemaah perempuan," ujar Arifah melalui keterangan tertulis diterima NU Online, Ahad (1/6/2025).
Sebagai Amiratul Hajj, Menteri PPPA akan memantau secara langsung pelaksanaan layanan dan perlindungan bagi jamaah perempuan mulai dari akomodasi, pendampingan, hingga penanganan dalam situasi darurat.Ā
Kementerian PPPA akan bersinergi erat dengan Kementerian Agama, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), serta otoritas Arab Saudi untuk memastikan seluruh aspek kebutuhan perempuan terpenuhi secara menyeluruh. Lebih dari 55 persen jamaah haji Indonesia setiap tahunnya adalah perempuan.Ā
"Ini menunjukkan bahwa kebutuhan layanan berbasis gender menjadi sangat penting. Banyak dari mereka adalah lansia yang membutuhkan perhatian dan pendekatan khusus, baik secara fisik maupun emosional," imbuhnya.
Menteri PPPA menyatakan bahwa penunjukannya sebagai Amiratul Hajj merupakan bentuk perhatian pemerintah untuk memastikan jamaah haji Indonesia, khususnya perempuan, merasa aman dan nyaman serta mendapatkan layanan terbaik selama menjalankan ibadah.Ā
"Kehadiran Amiratul Hajj dan pembimbing ibadah perempuan akan membuat jamaah perempuan merasa lebih nyaman. Mereka dapat menyampaikan kebutuhan, keluhan, dan pertanyaan pribadi tanpa rasa sungkan" tutur Menteri PPPA.
Sebelumnya, Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, usai Rapat Koordinasi Amirul Hajj di Kantor Urusan Haji, Jeddah, Jumat (30/5/2025), menyatakan akan merekrut lebih banyak lagi ulama perempuan sebagai Amiratul Hajj.Ā
Hal ini dinilai penting karena ada hal-hal pribadi dan pengalaman hidup perempuan yang kurang nyaman ditanyakan kepada ulama laki-laki.
"Karena persoalan fiqih haji paling banyak berkaitan dengan perempuan, termasuk apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hal-hal yang sangat privat itu tak mungkin ditanyakan kepada ulama pria, karena jamaah haji banyak yang perempuan," ujar Menteri Agama, Nasaruddin Umar.
Ā
Ā
Wakil Kepala Badan Penyelenggara (BP) Haji Dahnil Anzar Simanjuntak menyebutkan lebih dari separuh atau sekitar 120 ribu jamaah Indonesia adalah perempuan. Tetapi jumlah pembimbing ibadah haji perempuan masih sangat minim. Petugas haji untuk formasi pembimbing ibadah masih didominasi laki-laki.Ā
"Supaya kemudian mereka mendapat asistensi yang lebih, tidak dibimbing oleh pembimbing laki-laki sehingga mereka akan lebih nyaman," ujar Dahnil.
Ia berharap temuan dan rekomendasi dari tim Amirulhaj tahun ini bisa menjadi dasar untuk penyusunan kebijakan yang lebih responsif terhadap gender dalam penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya.
Terpopuler
1
Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
2
Kronologi 3 WNI Tertangkap di Gurun Pasir Hendak Masuk Makkah, 1 Orang Meninggal
3
Prof Masud Said Ungkap Peran KH Tolchah Hasan dalam Pendidikan hingga Kebangsaan
4
Alasan Tanggal 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik dan Haram Berpuasa
5
Gus Yahya: Ketegasan dan Konsolidasi Internasional Kunci Wujudkan Solusi Palestina-IsraelĀ
6
7 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam RUU Sisdiknas bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Terkini
Lihat Semua