Nasional

Pokok-pokok Pikiran Kiai Said untuk Kemerdekaan Palestina

Sen, 29 Juni 2020 | 15:23 WIB

Pokok-pokok Pikiran Kiai Said untuk Kemerdekaan Palestina

Mahmud Al-Habbas menyimak pembicaraan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj

Jakarta, NU Online 
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berbicara pada forum ulama dan pemikir dunia terkait kondisi Palestina saat ini melalui aplikasi Zoom dari ruangannya, Gedung PBNU, Jakarta, Senin (29/6) malam. Pada Forum yang dipimpin Syekh Mahmud Al-Habbas dari Palestina ini, Kiai Said menyampaikan pokok pikiran yang disampaikan dengan bahasa Arab.


“NU yang merupakan ormas terbesar di Indonesia akan selalu menyuarakan kemerdekaan Palestina,” katatanya pada tayangan yang disiarkan secara langsung oleh Youtube 164 Channel dan NU Channel tersebut.  


Menurut Kiai Said, Palestina bukan hanya persoalan penyerobatan tanah oleh Israel, tapi masalah aqidah Islam dan hak-hak manusia yang dirampas. Padahal Palestina memiliki hak atas yang harus dihormati. 


“Kita harus membela Palestina karena itu rumah Palestina,” ajaknya kepada tokoh-tokoh dunia dari lintas negara di forum tersebut. 


Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah Jagakarsa, Jakarta Selatan ini jangan lelah untuk mengangkat masalah Palestina sampai memperoleh kemerdekaan dan segala haknya.


Kiai yang pernah menjadi santri Kempek (Cirebon), Lirboyo (Kediri), dan Krapyak (Yogyakarta) ini menambahkan bahwa sikap NU sudah jelas dan tegas, menentang pendudukan, penjajahan, dan kezaliman yang dilakukan Israel kepada Palestina.


“Kita sudah jelas, sikap kita seperti pemerintah Indonesia sendiri yang sangat jelas, tegas, menentang pendudukan, menentang penjajahan, menentang kezaliman. Tiap hari korban berjatuhan, bergelimpangan. Anak-anak kecil, orang tua, ibu-ibu, perempuan karena memang Palestina tidak punya tentara,” katanya. 


Lebih lanjut Kiai Said menjelaskan hubungan Indonesia dan Palestina. Menurut dia, tokoh dunia internasional mengucapkan selamat atas kemerdekaan tahun 1945 itu Amin Al-Husaini, mufti Palestina. Kemudian Gamal Abdul Naser dari Mesir. Kemudian Raja Maroko Muhammad Al-Khamis juga mengucapkan selamat kepada Bung Karno.  


Jadi, hubungan Indonesia dengan negara-negara Arab itu sudah lama, sama-sama waktu di bawah penjajahan, kolonialis, maka Bung Karno, Gamal Naser, dan Presiden Tito dari Yugoslavia, membangun, membentuk negara-negara nonblok (GNB).

 

"Itu idenya Bung Karno, Gamal Naser, dan berperan waktu itu. Sangat berperan. Sangat disegani berdirinya negara-negara nonblok itu," pungkasnya. 


Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: ALhafiz Kurniawan