Nasional

Prof M Nuh: Sedekah Terbaik Pemimpin adalah Kebijakan

Sen, 28 Desember 2020 | 12:10 WIB

Prof M Nuh: Sedekah Terbaik Pemimpin adalah Kebijakan

Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof M Nuh mengatakan kebijakan yang diambil berupa Gerakan Wakaf Uang ASN Kemenag ini menjadi salah satu contoh kebijakan rintisan Kemenag yang akan memberi manfaat besar bagi umat. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Sedekah terbaik bagi para pemimpin atau pejabat adalah kebijakan, bukan materi atau uang. Orang yang bukan pemimpin, bisa bersedekah dengan uang tapi tidak bisa mengeluarkan kebijakan. Hanya orang-orang yang diberi amanah untuk memimpin yang bisa bersedekah dengan kebijakan yang dibuatnya.

 

Hal ini disampaikan Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof M Nuh yang juga salah satu Ketua PBNU pada peluncuran Wakaf Uang Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama, di Jakarta, Senin (28/12).

 

Menurutnya, kebijakan yang diambil berupa Gerakan Wakaf Uang ASN Kemenag ini menjadi salah satu contoh kebijakan rintisan Kemenag yang akan memberi manfaat besar bagi umat. Kebijakan ini akan menjadi bagian penting untuk membangun gaya hidup perwakafan di Indonesia dan akan menjadi era baru dalam perwakafan di Indonesia.

 

Mengutip hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim, ia mengatakan bahwa siapa yang berbuat baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya  atau mengikutinya, tanpa berkurang sedikit pun dari pahala mereka. Sebaliknya, siapa merintis hal yang buruk, maka baginya dosa dari perbuatannya dan dosa dari orang yang melakukannya atau mengikutinya tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka sedikitpun.

 

Saat ini Kemenag telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 3,4 miliar rupiah dari Gerakan Wakaf Uang ASN Kemenag yang mulai disosialisasikan sejak 17 Desember 2020. "Sekarang tiga miliar, insyaallah dalam waktu dekat menjadi tiga triliun," harap Prof M Nuh.

 

Prof M Nuh juga mengungkapkan bahwa potensi wakaf di Indonesia sangat besar. Hal ini didukung juga oleh karakter bangsa Indonesia yang berdasarkan riset merupakan masyarakat atau bangsa yang memiliki tingkat kedermawanan tinggi.

 

"Sejatinya bangsa Indonesia adalah bangsa yang dermawan, bukan pelit-awan," katanya.


Indonesia menjadi salah satu  dari sepuluh negara yang masuk dalam kategori paling dermawan. Dalam sepuluh tahun terakhir, perkembangan tingkat kedermawanan masyarakat Indonesia semakin tinggi. Kedermawanan juga menjadi salah satu karakteristik para generasi muda Indonesia. 

 

"Kalau ada anak muda Indonesia tidak dermawan, itu exception, dikecualikan, diragukan ke-Indonesiaannya," ungkap dia.

 

Hadir dalam acara tersebut Menpan RB, Tjahjo Kumolo, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, serta Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Tarmizi Tohor. Ribuan ASN Kemenag juga mengikuti kegiatan yang digelar secara daring dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Kemenag.

 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan