Nasional

Prof Quraish: Ada Keterkaitan Mendalam antara Akal dan Hati

Sab, 9 April 2022 | 13:00 WIB

Prof Quraish: Ada Keterkaitan Mendalam antara Akal dan Hati

Cendekiawan Muslim Indonesia Prof HM Quraish Shihab. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Cendekiawan Muslim Indonesia Prof HM Quraish Shihab mengatakan ada keterkaitan mendalam antara akal dan hati manusia. Antara akal dan hati satu sama lain itu menyatu.


Hal tersebut disampaikan Prof Quraish melalui kanal YouTube Quraish Shihab, Rabu (6/4/2022), dilihat NU Online Jumat (8/4/2022) malam.


“Kita perlu meletakkan sedikit akal pada perasaan, agar berjalan lurus, tidak emosi. Kita juga perlu meletakkan sedikit hati, perasaan di dalam akal agar tidak menjadi orang yang arogan,” tuturnya.


Pendiri Pusat Studi Qur’an (PSQ) itu menyebutkan, akal memiliki kelemahan, bisa letih jika terus digunakan dan dapat mengalami kesalahan.


“Oleh karena itu, perlu berhati-hati dan akal perlu pendukung yaitu hati,” tandasnya.


Menurut Prof Quraish, akal juga memiliki bidang garapan tersendiri dan memiliki bidang operasinya sendiri. Sehingga tidak bisa membawa akal untuk mengukur moral karena akal hanya mendukungnya.


“Ada dua hal yang akal tidak dapat kerjakan tapi hati dapat lakukan, yaitu iman dan cinta. Akal tidak dapat berperan dalam hal itu, misalkan memang berperan pasti seorang ibu lebih memilih anak yatim yang gagah dan baik untuk dijadikan anak, daripada memilih anak kandungnya sendiri yang buruk. Di situlah hati berperan,” jelasnya.


Ilmu dan Iman
Pengarang Tafsir Al-Misbah itu juga mengungkapkan, akal bisa menghasilkan sebuah ilmu, sedangkan hati dapat melahirkan iman.


“Ada banyak perbedaan ilmu dan iman yang dapat saling menguatkan. Ilmu itu memberi kekuatan pada manusia serta menerangi jalannya. Sedangkan iman itu menerapkan arah untuk memelihara niat suci manusia,” terangnya.


Prof Quraish menambahkan, ilmu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sedangkan iman akan menyesuaikan jati diri manusia dengan diri manusia itu sendiri, sehingga akan sesuai dengan apa yang diimani.


“Ilmu dapat diibaratkan dengan air telaga yang tenang, tetapi seringkali meresahkan. Sedangkan iman seperti air bah, tetapi selalu menenangkan. Karena ilmu adalah hiasan lahir dan iman adalah hiasan batin,” imbuhnya.


Pria asal Sidrap Sulawesi Selatan ini menegaskan, ilmu tanpa iman sama dengan lentera di tangan pencuri. Sedangkan jika iman tanpa ilmu sama dengan kompas di tangan bayi. “Keduanya tidak akan bermanfaat untuk manusia,” pungkasnya.


Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori