Nasional

Prof Quraish Shihab Jelaskan Makna Marhaban Ya Ramadhan

Kam, 14 Maret 2024 | 19:15 WIB

Prof Quraish Shihab Jelaskan Makna Marhaban Ya Ramadhan

Prof Muhammad Quraish Shihab. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Cendekiawan Muslim Indonesia Profesor Muhammad Quraish Shihab mengungkapkan makna mendalam dari kata Marhaban. Menurutnya ada dua kata yang mewakili kata marhaban, yakni rahba dan marhab.


Marhaban biasa diterjemahkan sebagai selamat datang. Tapi sebenarnya kalau kita lihat dari akar kata marhaban itu ada dua maknanya. Yang pertama itu rahba artinya tempat yang luas,” kata Prof Quraish dikutip NU Online dari akun Instagram miliknya, Rabu (13/3/2024).


Ia menerangkan, yang dimaksud tempat luas dari kata rahba adalah hati yang lapang dan senang dalam menyambut bulan Ramadhan. Sehingga tatkala manusia mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan, mereka mengucapkan dengan penuh ketulusan hati dan kegembiraan.


“Itu menggambarkan jiwa perasaan begitu lega dan lapang dalam menyambut bulan Ramadhan. Tidak kesal dan tidak menggerutu. Itu arti pertama,” terang tokoh kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan itu.


Kemudian, ia menjelaskan makna kedua dari kata marhaban yaitu marhab yang memiliki arti stasiun. Layaknya stasiun, Ramadhan merupakan tempat kita mengambil bekal untuk melanjutkan hidup menuju Allah.


“Tempat kendaraan mengambil bekal sekaligus memperbaiki bagian yang rusak dari kendaraan,” paparnya.


“Sehingga kalau kita berkata marhaban ya ramadhan dalam pengertian kedua ini itu berarti wahai Ramadhan selamat datang kami akan mengambil bekal dalam melanjutkan perjalanan menuju Allah dan kami memperbaiki yang rusak dari hati kami,” jelas Prof Quraish.


Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang membawa banyak keberkahan dan sebagai sarana menabung amal bekal untuk meraih ridha Allah.


“Jadi, intinya ada dua makna marhaban ramadhan, yakni menyambutnya dengan gembira, dan bersedia untuk memperbaiki apa yang kurang baik dan mengambil bekal dalam perjalanan menuju Allah,” tandas penulis Tafsir Al Misbah itu.