Nasional

Program LKNU untuk Diabetes Mellitus Sebut Hasilnya Bagus

Rab, 4 September 2019 | 03:00 WIB

Program LKNU untuk Diabetes Mellitus Sebut Hasilnya Bagus

Penanggung Jawab Program Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama for Diabetes Mellitus (LKNU for DM) Esti Febriani

Jakarta, NU Online
Penanggung Jawab Program Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama for Diabetes Mellitus (LKNU for DM) Esti Febriani menyatakan bahwa hasil pemeriksaan atau screening dari program yang dipimpinnya itu bagus.
 
“Hasilnya kalau untuk kegiatan screeningnya bagus,” kata Esti seusai mengisi acara Pertemuan Diseminasi LKNU for DM yang dilaksanakan di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (3/9). 
 
Program tersebut dijalankan selama dua tahun. Pasalnya, kata Esti, jumlah pemeriksaan melebihi target yang ditetapkan. Targetnya 24 ribu, sedangkan pemeriksaan mencapai 25 ribu orang. Namun, sambung Esti, pihaknya memiliki tantangan karena tidak banyak orang yang mau menindaklanjuti pemeriksaan ke layanan berikutnya. 
 
Menurutnya, orang-orang menganggap bahwa ketika gula darahnya hanya berkisar 200, maka dianggapnya masih aman. “Jadi biasanya disebut di atas 200 itu gula darahnya sudah dianggap gula darah terganggu," jelasnya. 
 
"Seharusnya dia datang nih ke layanan apakah ke puskesmas apa klinik, tapi dia enggak datang dengan berbagai macam alasan, ‘oh ini kan penyakitnya gak serius’. Kalau mereka menganggap diabet itu kalau masih 200 itu masih oke-oke saja. Jadi intinya menganggap penyakit itu gak serius,” imbuhnya.
 
Ia mengatakan, dengan munculnya anggapan yang menyepelekkan, maka pihaknya susah untuk memantau perkembangan keadaaannya. “Dia harus dipantau minimal 3 bulan, apakah kadar gulanya memang tetap tinggi. Nah, kalau tetap tinggi baru dia mengerti, mereka diberi pengobatan, tapi kalau tidak, dia bisa diet saja. Nah, itu yang tidak dilakukan masyarakat. Jadi jumlah yang dirujuk oleh kader hanya 30% yang melanjutkan pemeriksaan pelayanan," ucapnya.
 
Ia berpesan kepada masyarakat agar mengenali faktor risiko DM, seperti kondisi  lingkar badan, lingkar pinggang, berat badan, dan indeks massa tubuh. Selain itu, ia menyarankan agar pola makan dilakukan secara teratur, yakni terjadi kesimbangan antara konsumsi terhadap karbohidrat dan sayuran atau buah-buahan.
 
“Jadi makanan diet yang tidak seimbang itu ya itu sangat perlu diperhatikan dan juga yang tadi, di cek gula darah secara teratur. Paling tidak, diet makannya itu seimbang,” pungkasnya.
 
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Muiz