Nasional

Program Pesantren Hijau Sesuai dengan Kitab Ta'limul Muta'alim

Sel, 14 Februari 2023 | 08:00 WIB

Program Pesantren Hijau Sesuai dengan Kitab Ta'limul Muta'alim

Direktur Bank Sampah Nusantara, Fitri Aryani menjelaskan pengelolaan sampah pada kegiatan Training Penggerak Pesantten Hijau di Pesantren Al Hamid, Cilangkap, Sabtu (11/2/2023). (Foto: LAZISNU)

Jakarta, NU Online

Perwakilan Pengasuh Pondok Pesantren Al Hamid Cilangkap, Jakarta Timur, KH Mustaqimul Akhlaq menjelaskan, konsep Pesantren Hijau yang menjadi program NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) sebenarnya telah dibahas dalam kitab Ta’limul Muta’allim. Kitab dan pembahasan tersebut biasa dikaji para santri bahwa salah satu faktor panjangnya umur adalah dengan menanam pohon.


"Pesantren Hijau bertujuan untuk bagaimana menghijaukan pesantren. Di dalam kitab Ta’lim Muta'allim di bab akhir disebutkan bahwa salah satu yang memanjangkan umur adalah menanam pohon. Agar supaya umur panjang, santri diharapkan tidak memotong (menebang) pohon kecuali dalam keadaan darurat," jelas Kiai Mustaqim saat kegiatan Training Penggerak Pesantren Hijau di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Sabtu (11/02/2023).


Menurutnya, penghijauan itu juga termasuk dalam hal pengelolaan sampah. Dalam kitab Ta’limul Muta’allim juga disebutkan bahwa mengelola sampah dapat mendatangkan rezeki.


"Yang namanya penghijauan ini baik sekali, dan termasuk di dalamnya pengelolaan sampah. Dalam Ta’lim Muta’allim juga disebutkan mengelola sampah dapat mendatangkan rezeki. Jadi kalau mau menjadi orang kaya, jagalah kebersihan," lanjutnya.


"Mari kita amalkan Ta'lim Muta'allim bersama-sama. Harus kita laksanakan sebaik-baiknya. Semoga acara ini bermanfaat bagi kita semua," pungkas Kiai Mustaqimul Akhlaq.


Training tersebut adalah tindak lanjut dari program Pesantren Hijau yang digagas NU Care-LAZISNU PBNU bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU serta asosiasi pondok pesantren Nahdlatul Ulama atau Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU.


"Program dimulai dari asessmen ke tiap pesantren hingga dapat melaksanakan training bagi penggerak dan santri. Dari hasil asesmen, beberapa pesantren sebenarnya telah melaksanakan konsep Pesantren Hijau, mulai dari mengelola sampah hingga mengelola air," kata Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU Qohari Cholil.


Kegiatan juga didukung Bank Mega Syariah diikuti oleh 25 pengajar atau ustad, kepala asrama, petugas kebersihan, dan pegawai lainnya. Selain itu 100 santriwan dan santriwati dari jenjang pendidikan Madrasah Aliyah (MA/SMA) Ponpes Al Hamid Cilangkap juga menjadi peserta pelatihan.


Ia menilai, meski Pesantren Al Hamid berada di Jakarta, tetapi lingkungannya hijau karena ditanami banyak pohon. Al Hamid menurutnya dapat menjadi percontohan bagi pesantren lain.


"Al Hamid ini banyak sekali menanam pohon, sangat memperhatikan lingkungan. Ini sangat cocok menjadi pesantren percontohan. Ini pun sangat sesuai dengan tagline PBNU, yaitu 'Merawat Jagat Membangun Peradaban'," ujarnya.


Akan tetapi, sambungnya, merawat lingkungan tidak cukup hanya dengan menanam tanaman, namun juga dapat mengelola sampah dengan baik.


"Untuk itu, santri Al Hamid harus menjadi penggerak, untuk dapat membuang dan mengelola sampah sesuai kategori, ada sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), yang mana hal ini (sampah) jika dikelola dengan baik dapat kita jual dan bisa mendatangkan rezeki," ucap Qohari.


Kontributor: Wahyu Noerhadi
Editor: Kendi Setiawan