Nasional

Program Prakerja Dinilai Salah Kelola, Ketua PBNU Dukung GP Ansor Adakan Kursus Gratis

Sab, 9 Mei 2020 | 15:30 WIB

Program Prakerja Dinilai Salah Kelola, Ketua PBNU Dukung GP Ansor Adakan Kursus Gratis

Ketua PBNU Aizzudin Abdurrahman (tengah) (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online 
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan dukungan yang dilakukan GP Ansor yang menggelar berbagai pelatihan daring scara gratis, PBNU berharap kursus online gratis ini dapat bermanfaat bagi sesama dalam situasi pandemik seperti ini.

“Apa yang di inisiasi dan yang dilakukan oleh Ansor harus diapresiasi secara luas dan dicontoh oleh pelaku industri kreatif dan content creator yang hebat-hebat. Saatnya kita melakukan sedekah content untuk berbuat kebaikan dan manfaat bagi sesama dalam situasi seperti saat ini,” kata Ketua PBNU Aizzudin Abdurrahman.

PBNU mengajak anak bangsa melakukan hal yang sama, menurutnya, sedekah tidak hanya dengan harta tapi senyum dan ilmu juga sedekah karena memberikan manfaat.

“Siapa pun saat ini sebagai anak bangsa yang mampu berbuat untuk kebaikan, sedekah tidak hanya harta, senyum saja bisa menjadi sedekah apalagi berbagi ilmu secara ikhlas dan berkualitas untuk kemaslahatan rakyat di tengah situasi yang sulit seperti saat ini. Tentu hal ini juga sangat bermanfaat untuk masa-masa mendatang,” papar pria akrab disapa Gus Aiz.

Sudah saatnya, ia melanjutkan, kegiatan Ansor didukung bersama secara luas. Misal, memanfatkan sosial media para artis atau tokoh yang memiliki follower atau subscriber ratusan ribu hingga jutaan ada satu sesi collab dengan pelaku UMKM, ekonomi kreatif atau industri rumahan yang sifatnya edukatif bersama sahabat-sahabat Ansor atau kegiatan yang manfaat lainnya sebagai media distribusi sedekah konten tersebut.

Gus Aiz menyinggung program pemerintah pelatihan Prakerja yang dinilai salah kelola menghamburkan uang rakyat.

“Sedekah konten ini tidak menghabiskan biaya anggaran negara, tidak menghambur-hamburkan uang rakyat. Jangan rakyat sudah terkena musibah, disuruh beli content pakai uang negara, salah kelola pula", cetusnya.

Editor: Abdullah Alawi