Nasional

Protokol Kesehatan Diperketat, Protokol Pencegahan Terorisme Jangan Kendur

Ahad, 28 Maret 2021 | 15:40 WIB

Protokol Kesehatan Diperketat, Protokol Pencegahan Terorisme Jangan Kendur

Ilustrasi stop terorisme. (NU Online)

Jakarta, NU Online

Direktur Eksekutif SETARA Institute Ismail Hasani mengatakan bahwa peristiwa bom bunuh di Makassar merupakan sinyal keras bagi seluruh pihak, terutama pemerintah untuk jangan pernah kendur dalam melaksanakan protokol pencegahan dan penanganan terorisme dan ekstremisme-kekerasan, baik di ranah pencegahan maupun penindakan.


“Di tengah konsentrasi tinggi pemerintah dalam penanganan dampak pandemi, perhatian pada penanganan ekstremisme-kekerasan tetap tidak boleh berkurang,” terang Ismail dalam pernyataan tertulis, Ahad (28/3) siang dikutip dari laman resmi SETARA Institute.


Selain itu SETARA Institute juga mendesak pemerintah dan elemen masyarakat sipil di daerah untuk saling bekerja sama dalam melakukan tindakan pencegahan ekstremisme-kekerasan salah satunya dengan membangun linkungan yang toleran dan inklusif.


“Penerimaan atas kebinekaan merupakan prediktor utama bagi keberhasilan penanganan ekstremisme kekerasan dan bagi penguatan kebinekaan,” papar Ismail.


Sebelumnya, Sekjen PBNU HA Helmy Faishal Zaini mengecam keras aksi bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral di Kota Makassar.


“Kami mengecam segala bentuk tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap memiliki perbedaan,” ungkap Helmy, Ahad (28/3) siang.


Ditegaskan, tidak ada agama yang mengajarkan tentang tindak kekerasan. Setiap agama tentu saja memberikan pengajaran tentang cinta dan kasih. Begitu pula Islam, yang sarat nilai toleransi dan perdamaian.


“Kekerasan bukanlah ajaran dari suatu agama apapun. Karena setiap agama mengajarkan kepada kita cinta kasih antar sesama. Terlebih Islam sebagai agama menganjurkan nilai-nilai toleransi dalam beragama dan menebarkan perdamaian,” tegas dia. 


Di samping itu, PBNU mendesak pemerintah Indonesia beserta aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas pelaku ledakan atau kekerasan yang terlibat. PBNU memberikan kepercayaan penuh kepada para aparat keamanan dan pemerintah untuk bekerja secara profesional.


“Kami mendesak pemerintah Indonesia dan aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas atas peristiwa tersebut dan menangkap pelaku kekerasan yang terlibat. Kami percaya aparat akan bekerja secara maksimal dan profesional,” ucap Helmy.


Tak lupa pula, PBNU juga mengajak para pemuka agama di negeri ini senantiasa mengampanyekan gerakan melawan ekstremisme. Sebab, tokoh agama memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan yang menyejukkan.


“Kami mengajak segenap pemuka agama untuk proaktif dalam mengampanyekan gerakan melawan ekstremisme dan radikalisme. Tokoh agama memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan-pesan menyejukkan,” tuturnya. 


Kepada masyarakat, PBNU memberikan imbauan agar tetap tenang dan tidak terprovokasi sehingga melakukan berbagai tindakan yang justru dapat memperkeruh suasana. Persoalan ledakan di Gereja Katedral Makassar, agar diserahkan saja kepada aparat keamanan yang berwenang.


“Kepada masyarakat dan segenap warga, kami mengimbau untuk tetap tenang dan tidak teprovokasi sehingga melakukan hal-hal yang justru dapat memperkeruh suasana. Kita serahkan proses pengusutan sepenuhnya kepada aparat keamanan,” tegas Helmy.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Kendi Setiawan