Nasional

R20 dan Kaum Sarungan yang Go Internasional

Sab, 19 November 2022 | 22:00 WIB

R20 dan Kaum Sarungan yang Go Internasional

Ketua PBNU H Amin Said Husni saat berbicara dalam sebuah forum. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online 
Stigma negatif terhadap kaum sarungan yang berkembang di masyarakat masih melekat hingga kini. Sebagai organisasi Islam, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Amin Said Husni mengatakan bahwa NU memiliki peran untuk menepis stigma tersebut.


“Kesan orang sekarang yang menganggap NU seolah-olah hanya kaum sarungan itu bisa kita buang. Kita buktikan bahwa NU dapat memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa ini, bahkan dunia,” kata Amin dalam sambutannya pada peluncuran NU Festival 2023 di Yuan Garden, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2022).


Amin menyampaikan, hal ini terus diupayakan terbukti dengan suksesnya penyelenggaraan Forum Agama G20 atau R20 di Nusa Dua, Bali, 2-3 November 2022 lalu.


Konferensi tingkat tinggi berskala internasional itu, lanjut Amin, berhasil menghadirkan ratusan pemimpin agama-agama dunia untuk duduk bersama membahas peran aktif agama dalam menjawab persoalan global.


“Penyelenggaraan R20 di Nusa Dua, Bali kemarin membuktikan bahwa NU bisa melakukan kegiatan yang sebesar itu,” ungkapnya.


Amin menjelaskan, skeptis sejumlah pihak mulanya bermunculan ketika mendengar inisiatif PBNU dalam menyelenggarakan forum dialog bertaraf internasional itu. Kendati demikian, dengan sangat baik, NU dapat menjawab keraguan tersebut.


“Ternyata kita bisa membuktikan bahwa NU mampu melakukan itu dengan sebaik-baiknya,” tutur Amin.


Pada kesempatan itu, Ketua Dewan Penasihat NU Festival 2023, HJ Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid) menjelaskan bahwa NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia tidak hanya memfokuskan gerakannya pada amaliah ibadah semata.


Lebih dari itu, NU juga memiliki konsen besar terhadap pemberdayaan dan peningkatan kemandirian umat, termasuk bidang ekonomi.


“Perjalanan NU mengawal masyarakat luar biasa. Diawali dengan adanya Nahdlatut Tujjar atau kebangkitan para pedagang. Jadi, basisnya orang NU itu pedagang,” kata Yenny.


Kendati demikian, Yenny menilai bahwa perlu adanya pengelolaan sumber daya manusia pada pengikut NU yang jumlahnya nyaris 50 persen dari populasi Muslim Indonesia.


“Kalau orang NU berdaya secara ekonomi itu memang dalam DNA-nya sudah ada. Hanya kadang-kadang nasibnya yang belum beruntung,” jelas putri kedua KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini.


“Bagaimana ekonomi segmen ini bisa kita fasilitasi untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia,” imbuhnya.


Penguatan ekonomi umat
Upaya penguatan potensi ekonomi umat tersebut salah satunya diwujudkan melalui penyelenggaraan NU Festival 2023. Agenda ini juga merupakan rangkaian menuju satu abad NU.


Yenny menilai, penyelenggaraan NU Festival 2023 sebagai salah satu selebrasi peringatan satu abad NU merupakan sarana untuk mewadahi para pelaku usaha, terutama para pedagang kecil yang bergabung bersama NU.


“Kita fasilitasi mereka agar ada pemerataan ekonomi,” pungkas Direktur Wahid Foundation ini.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori