Nasional HARLAH KE-99 NU

Rais ‘Aam PBNU Ungkap Pentingnya Tingkatkan Kesejahteraan Ekonomi Nahdliyin

Sab, 5 Maret 2022 | 17:00 WIB

Rais ‘Aam PBNU Ungkap Pentingnya Tingkatkan Kesejahteraan Ekonomi Nahdliyin

Rais ‘Aam Syuriyah PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: Dok. NU Online)

Palembang, NU Online
Rais ‘Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menghadiri acara halaqah temu petani sawit di GOR Dempo Jakabaring Sport City yang dihadiri 300 peserta.


Dalam kesempatan tersebut, Kiai Miftah menjelaskan pentingnya meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga Nahdliyin. Pasalnya, kesejahteraan ekonomi dinilai belum semaksimal bidang pendidikan dan kesehatan.
 


“Sudah ada upaya, namun belum berhasil secara prima, dan ini sudah lama. Di sinilah pentingnya memakmurkan bumi itu bagian daripada menyejahterakan umat. Bagaimana ekonomi keumatan ini segera bisa kita selesaikan karena mayoritas umat Islam adalah Nahdliyin, dan ini kewajiban,” ujar Kiai Miftah, Jumat (4/3/2022).


Kiai Miftah kemudian menceritakan sejarah tongkat Nabi Musa as yang dipergunakan untuk amar ma’ruf nahi munkar. Selain itu, juga untuk meratakan kesejahteraan dan keadilaan di saat melaksanakan tugas untuk umat.
 


“Membuat kesejahteraan merata dan keadilan serta kejujuran maka tongkat itu berubah menjadi ular. Dan manakala sudah selesai melaksanakan tugas, maka ular itu pun kembali lagi menjadi tongkat. Itu harapan,” kata kiai kelahiran 1953 ini.


Tugas tersebut, lanjut Kiai Miftah, telah dilaksanakan NU. Oleh karena itu, PBNU pada periode ini dan Harlah ke-99 NU sebagai momentum ungkapan terima kasih kepada para muassis yang digunakan untuk meningkatkan taraf kehidupan sosial ekonomi bagi warga Nahdliyin.
 


“Dan ini baru kita mulai pada periode ini dengan sebuah program luar biasa. Mungkin kita kemarin-kemarin mengganggap ini sesuatu yang tidak mungkin. Tapi, kenyataan saya mendengar tadi ada PCNU, MWCNU, ditantang bisa mengelola kebun sawit,” ungkap Pengasuh Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya itu.


“Setiap MWCNU kalau tidak salah ada 200 hektare. Ini bukan sesuatu yg kecil kalau kita betul-betul ada rasa khidmah yang ada dalam diri kita. Inilah saatnya kita tunjukkan kepada anak bangsa bahwa kita tidak sekadar besar jumlah anggotanya. Tapi juga besar kemampuan dan kekuatannya,” ujar Kiai Miftah disambut tepuk tangan hadirin.
 


Kiai Miftah kemudian menyebut satu riwayat yang menyatakan jika besok kiamat sementara di tangannya masih ada benih tanaman yang siap ditanam, maka tanamlah.


“Jadi monggo, beruntung panjenengan yang hadir dan NU di Wilayah Indonesia Barat ini bisa mendapatkan kesempatan yang pertama kali untuk memaksimalkan khidmah NU sekaligus punya ukhuwah untuk mensejahterakan umat melalui program peremajaan sawit dengan tafsir dan takwil yang bisa memberikan semangat,” tuturnya.
 


Kiai Miftah berharap, NU di Wilayah Indonesia Barat menjadi percontohan bagi wilayah lain bagian Timur dan Tengah. “Mudah-mudahan Indonesia Barat menjadi percontohan Indonesia bagian timur dan tengah untuk melaksanakan apa yang ada di warga Nahdliyin,” pungkasnya.


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Musthofa Asrori