Nasional

RMINU-Arsinu Gratiskan Swab Test untuk Kiai dan Ustaz

Kam, 20 Agustus 2020 | 13:30 WIB

RMINU-Arsinu Gratiskan Swab Test untuk Kiai dan Ustaz

Ketua Umum Arsinu dr HM Zulfikar As'ad (kanan) saat diwawancarai awak media setelah peluncuran swab murah dan gratis. (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online
Pengurus Pusat (PP) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) dan Asosiasi Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (Arsinu) kerja sama dengan National Hospital meluncuran program Swab Murah dan Gratis For Spiritual Heroes.


Acara tersebut dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Pesantren Darul Ulum (Unipdu) area Pondok Pesantren Darul Ulum, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (20/8). 


Ketua Umum Arsinu, dr HM Zulfikar As'ad mengatakan, kerja sama ini ditandai dengan penyerahan bantuan sebuah mesin PCR dan masker dari National Hospital kepada RMINU-Arsinu. Mesin tersebut digunakan untuk mendeteksi Covid-19 khusus bagi tokoh agama.


PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit Covid-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.


"Utamanya tokoh masyarakat, kiai, tapi juga masyarakat umum. Karena ini misi kebangsaan untuk umat Islam. Kalau ada biaya maka kita buat yang terjangkau. Khusus untuk para kiai-kiai dan ustaz kita gratiskan," katanya. 


Ia menambahkan, para kiai atau tokoh agama yang ingin mendapatkan PCR gratis bisa meminta rekomendasi kepada pengurus Nahdlatul Ulama tingkat kabupaten di daerah masing-masing.


Mesin PCR yang diberikan National Hospital akan ditempatkan di Rumah Sakit Pesantren Darul Ulum Peterongan. Pelayanan untuk umum dibuka setiap hari.


"Misal ada rekomendasi dari Nahdlatul Ulama karena seseorang tersebut tokoh masyarakat. Harapannya bisa menurunkan kasus Covid-19 di Jombang," imbuhnya.


Sementara itu, Ceo National Hospital Lifepartners Health System, Profesor Hananiel Prakasya Widjaya mengatakan, Spiritual Heroes ini sengaja menyasar para tokoh agama karena memiliki massa yang banyak.


"Alat ini salah satu barometer karena sangat sensitif dalam mendekteksi adanya Covid-19. Sehari sudah bisa ketahuan hasilnya, umumnya dua minggu baru ketahuan," bebernya.


Ia menjelaskan, mesin yang diberikannya ini dalam sehari mampu melakukan 250 tes. Mesin ini juga bisa aktif selama 12 jam. Kecanggihan alat ini sudah diakui banyak kalangan dan tak perlu melakukan tes lainnya.


"Di Indonesia ada sekitar 321 mesin PCR. Separuh darinya adalah merk yang sama dengan ini. Area Jawa Timur ini adalah alat keempat dengan seri yang sama," tandas Profesor Hananiel.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin