Nasional

Sambut PTM, NU Care-LAZISNU Distribusikan Perlengkapan Sekolah

Jum, 4 Februari 2022 | 05:00 WIB

Sambut PTM, NU Care-LAZISNU Distribusikan Perlengkapan Sekolah

Penyaluran bantuan peralatan sekolah bagi siswa oleh NU Care-LAZISNU. (Foto: dok NU Care)

Jakarta, NU Online
Menyambut dimulainya kembali pembelajaran tatap muka, NU Care LAZISNU menyalurkan bantuan perlengkapan sekolah (school kits) kepada para siswa di sejumlah sekolah di Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodetabek). Penyaluran itu memanfaatkan hasil kerja sama NU Care-LAZISNU dan PT Matahari Putra Prima, Tbk.


Penanggung jawab Program Kerja Sama NU Care-LAZISNU dan MPPA, Ahyad Alfida’i, mengatakan bantuan berupa berupa tas, buku tulis, pulpen, dan masker sebanyak 800 paket telah didistribusikan sejak Desember 2021 sampai akhir Januari 2022.


“Bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian NU Care-LAZISNU dan PT MPPA kepada para siswa khususnya dari keluarga duafa yang saat ini sudah mulai masuk sekolah,” kata Ahyad Alfida’i di Jakarta dalam rilis yang diterima NU Online, Kamis (3/2/2022).


Ia mengatakan beberapa sekolah di Jabodetabek saat ini sudah mulai memberlakukan pembelajaran tatap muka setelah sekian waktu terkendala pandemi.


Ahyad berharap melalui bantuan school kits tersebut para siswa dapat kembali ke sekolah dengan senang dan tetap sehat.


“Melalui bantuan ini kami NU Care bersama MPPA berharap para siswa dapat kembali ke sekolah dengan senang, bahagia, ceria, dan dengan menggunakan masker agar tetap sehat,” ujarnya.


Ahyad menjelaskan bahwa pendistribusian bantuan tersebut adalah hasil kerja sama dari Program Infak via Kasir di seluruh gerai MPPA.


“Ini merupakan hasil kerja sama NU Care-LAZISNU dan MPPA melalui Program Infak via Kasir di seluruh gerai atau toko yang bernaung di bawah MPPA dan tersebar di seluruh Indonesia, seperti Hypermart, Primo Supermarket, Foodmart Supermarket, Hyfresh, Boston, FMX, Smartclub, dan toko-toko lainnya yang ditentukan oleh MPPA," paparnya.


Dana penghimpunan infak via kasir tersebut kemudian dikelola dan disalurkan dalam bentuk program bantuan untuk masyarakat oleh NU Care-LAZISNU.


Karena itu pihaknya menyampaikan banyak terima kasih kepada PT Matahari Putra Prima, para kasir, dan para pelanggan MPPA yang telah berinfak. “’Semoga kerja sama terus berjalan, untuk membantu masyarakat,” tandasnya.


SKB Empat Menteri
Sebelumnya, pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri mengenai penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang diterbitkan pada 21 Desember 2021 lalu. Dalam SKB tersebut, tercantum bahwa satuan pendidikan di wilayah PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level 1 dan 2 bisa melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan jumlah peserta didik 100 persen.


Syarat PTM yakni jika capaian vaksinasi dosis 2 pendidik dan tenaga kependidikan paling sedikit 80 persen. Dengan begitu, sekolah juga bisa menyelenggarakan PTM setiap hari dengan lama belajar paling banyak enam jam pelajaran per hari.


Namun, jika capaian vaksinasi dosis 2 pendidik dan tenaga kependidikan di wilayah PPKM level 1 dan 2 berada di antara angka 50-80 persen, maka satuan pendidikan di wilayah tersebut hanya diperbolehkan untuk menyelenggarakan PTM terbatas dengan jumlah peserta didik 50 persen dari kapasitas ruang kelas.


PTM terbatas di wilayah itu bisa diselenggarakan setiap hari. Namun, harus dilakukan bergantian sesuai jadwal yang diatur sekolah berdasarkan jumlah siswa dan ketersediaan ruang kelas dengan lama belajar maksimal enam jam pelajaran per hari.


Sinergi semua pihak
Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Cirebon Afifi Hasbunallah saat webinar bertajuk Pembelajaran Tatap Muka di Tengah Kasus Omicron yang Beranjak Naik, Sabtu (29/1/2022) lalu, mengungkapkan perlunya sinergitas semua pihak untuk keberlangsungan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah tren kasus positif Covid-19 yang kian naik.


Kebutuhan sinergi kesiapan PTM terkait dengan hal-hal yang harus diperhatikan dan diterapkan secara disiplin oleh satuan pendidikan sesuai dengan protokol kesehatan bukan hanya melibatkan peserta didik semata, melainkan juga tenaga pendidik, pihak lembaga pendidikan, dan pemerintah.


Penguatan sinergi antara para pihak tersebut, sambung Afifi, merupakan tindakan preventif dari kemungkinan adanya ancaman klaster penularan Covid-19 baru, yakni klaster PTM.


“Jika belum ada sinergi di antara empat tadi, sebetulnya bisa saja. Tetapi sangat dikhawatirkan justru ketika muncul klaster baru, klaster PTM,” terang Afifi.


Ia menilai, tanpa adanya upaya kolaborasi yang mengedepankan prinsip kehati-hatian demi kesehatan dan keselamatan warga sekolah, penyelenggaraan PTM berpotensi menjadi hal yang membahayakan.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori