Nasional

Sambut Tahun Baru Islam, Berikut Panduan Puasa Muharram

Sel, 18 Juli 2023 | 13:00 WIB

Sambut Tahun Baru Islam, Berikut Panduan Puasa Muharram

Ilustrasi puasa Muharram. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online 

Saat ini, Muslim di seluruh dunia tengah menyambut datangnya tahun baru Hijriah, 1 Muharram 1445 H. Penyambutan itu akan lebih baik dilakukan dengan melaksanakan berbagai amalan atau ibadah yang disunnahkan Rasulullah saw, di antaranya adalah puasa dari hari pertama hingga hari kesepuluh bulan Muharram.


Hal ini sebagaimana dikutip NU Online dalam artikel berjudul Panduan Puasa Muharram: Tata Cara, Hukum, dan Keutamaannya pada Selasa (18/7/2023).


Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
 

Dari hadis tersebut, para ulama berkesimpulan bahwa menjalankan puasa sepanjang bulan Muharram adalah sunnah. Namun, di antara hari-hari itu, 10 hari pertama, khususnya tanggal 9 (tasu’a), 10 (‘asyura), dan tambahan tanggal 11 adalah hari paling utama untuk dipuasai.
 
 
Adapun niat puasa Muharram adalah sebagai berikut.


نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ. 


Artinya, “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.”  
 

Khusus hari kesembilan (tasu’a) dan kesepuluh (‘asyura), ada niatnya tersendiri sebagai berikut.


نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma Tâsû’â-a lilâhi ta’âlâ. 

Artinya, “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah ta’âlâ.”
 

Niat puasa Asyura secara lengkap:

   نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ. 

Artinya, “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”
 
Setidaknya, ada lima keutamaan puasa Muharram. Pertama, menjadi puasa yang paling utama, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim. Kedua, termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum. Ketiga, puasa sehari dalam bulan Muharrram pahalanya sama dengan puasa 30 hari.
 

Selain itu, khusus puasa hari Asyura, yakni pada tanggal 10 Muharram, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Sementara puasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.