Nasional HARI PAHLAWAN

Sejarah Harus Ditulis, Jangan Sampai Berhenti pada “Konon Katanya”

Sen, 10 November 2014 | 02:01 WIB

Bogor, NU Online
Rangkaian kegiatan yang bertajuk “Ngaji Sejarah Laskar Ulama-Santri” tour de Jabotabek akhirnya sampai di Pondok Pesantren Al Falakiyah Bogor, Jum’at (7/11) kemarin. Pengasuh Pesantren Hamalatul Qur'an Al Falakiyah, KH. Tubagus Asep Zulfiqor mengatakan sangat menyambut baik dan menunggu-nunggu kegiatan itu.<>

“Saya berterima kasih atas kedatangan penulis (Zainul Milal: Red) dan rombongan, acara seperti ini sangat kami tunggu-tunggu,” katanya.

Ia juga menyatakan ikut bergembira atas hadirnya buku "Laskar Ulama-Santri & Resolusi Jihad" karya Zainul Milal. “Kami patut bergembira menyambut buku ini. Buku ini patut dimasyarakatkan dan santri harus punya buku ini,” imbuhnya.

Kiai Zulfiqor mengungkapkan, pengetahuan sejarah sangat penting, terutama untuk para santri. Banyak ulama, para kiai lokal tidak tertulis dalam tinta sejarah. Padahal peran dan perjuangan untuk negeri ini sangat besar.

“Sejarah itu hanya berhenti pada katanya dan katanya,” ujarnya. Ia mencontohkan, “KH. Muhammad Falaq Abbas, tidak ada ditulis dalam sejarah. Padahal punya peran besar,”

Hal itu ditegaskan kembali oleh Zainul Milal dalam menyampaikan materinya. “Untuk menghancurkan sebuah bangsa, tidak perlu dengan senjata atau bom, tapi cukup dengan memutus tali sejarahnya. Ini menunjukkan begitu pentingnya memelihara sejarah," katanya.

Di hadapan para santri, wali santri dan tokoh-tokoh NU Bogor, Milal menjelaskan bahwa Bogor merupakan saksi sejarah perjuangan para kiai dan santri dalam membendung arus penjajahan. “Bogor adalah saksi sejarah,” tegasnya.

"KH. Tubagus Muhammad Falaq adalah satu ulama yang berjuang melawan kolonial. Beliau juga membackup Laskar Hisbullah saat berlatih di Cibarusa Bogor," tambahnya.

Milal menjelaskan, jika sejarah itu terputus atau tidak ditulis. Indonesia tidak akan ada, Pesantren ini tidak akan ada. "Tanpa ada ulama dan santri tidak ada negeri ini. Maka kita harus jaga," katanya kepada para santri SMP Tahfiz Al Qur'an.

Di pesantren yang mempunyai progam SMP hafal 30 juz ini, Milal dan tokoh NU yang lain, sependapat bahwa dari dulu sampai sekarang terus ada upaya-upaya pelemahan Islam di Indonesia, terutama melalui sejarah.

Hadir dalam kegiatan itu, H.A. Khotimi Bahri MH. (Lakpesdam NU Kota Bogor), Zainal Abidin (Kepala SMP AL Falakiyah), Suharto (Asda bidang pemasyarakatan dan pembangunan, mewakili Walikota Bogor), dan para pengurus dan tokoh NU Bogor.

Ngaji sejarah yang di adakan di Pesantren Hamalatul Qur'an Al-Falakiyah Bogor, merupakan tempat ke-9 dari 10 tempat yang dikunjungi dalam rangkaian ngaji sejarah tour de Jabotabek. Tempat terakhir yang dikunjungi adalah STAINU Jakarta. Kegiatan diadakan Senin (10/11) hari ini. (Winarso/Anam)

Foto: Penulis buku Laskar Ulama Santri dan Resolusi Jihad, Zainul Milal Bizawie