Nasional

Sekjen PBNU: IPNU Harus Jadi Bagian dari Perubahan Zaman 

Kam, 25 Februari 2021 | 04:45 WIB

Sekjen PBNU: IPNU Harus Jadi Bagian dari Perubahan Zaman 

Sekjen PBNU A Helmy Faishal Zaini menyampaikan pesan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bahwa IPNU harus tetap bisa menjaga semangat sebagai kader utama NU untuk terus menjalankan risalah sekaligus amanah dari para ulama dan kiai terdahulu. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Berbagai perubahan dan tantangan di era kekinian muncul, termasuk di bidang keagamaan. Karena itu, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) diharapkan mampu menjadi bagian dari perubahan zaman. Salah satunya dalam aktivitas dakwah yang menghadapi tantangan dalam arus deras virtual.  

 

"Dalam kondisi ini, teman-teman IPNU harus menjadi bagian penting dari perubahan. Jangan kemudian kita hanya menjadi objek dari pasar besar dan tidak sama sekali mendapatkan nilai keekonomian kita," ungkap Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Helmy Faishal Zaini dalam Resepsi Hari Lahir (Harlah) ke-67 IPNU, pada Rabu (24/2) malam. 

 

Lebih lanjut ia menyampaikan pesan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bahwa IPNU harus tetap bisa menjaga semangat sebagai kader utama NU untuk terus menjalankan risalah sekaligus amanah dari para ulama dan kiai terdahulu.

 

Pesan tersebut disampaikan Gus Dur saat Helmy hendak dilantik sebagai pengurus Pimpinan Pusat IPNU masa khidmat 1996-1997. Saat itu, acara pelantikan dijadikan satu dengan orasi kebudayaan. Sementara Helmy menjadi moderator diskusi yang narasumbernya adalah Gus Dur.

 

"(Pesan) ini penting saya sampaikan, mengingat kita ini sekarang menghadapi begitu banyak tantangan. Sebenarnya sederhana, kalau kita berhasil keluar dari krisis ini, kita akan berakhir dengan tentengan. Karena tentengan itu kan hikmah yang bisa kita ambil," ungkap Helmy.

 

Kemudian, ia menyampaikan tentang survival of the fittest (sintasan yang paling layak). Sebuah frasa dalam teori evolusi untuk menyebut mekanisme alam. Frasa ini menyebutkan bahwa individu yang 'bugar' lebih mungkin selamat dalam menghadapi ujian daripada yang 'tidak bugar'.

 

Sementara Helmy memaknai frasa tersebut untuk menggambarkan sebuah kelompok atau organisasi. Menurutnya, IPNU yang sudah berusia 67 tahun dan NU dalam hitungan hijriah memasuki usia 98 tahun, telah dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan zaman.

 

"Kalau kita lihat organisasi (IPNU) ini bisa 67 tahun dan NU dalam hitungan Hijriyah sudah memasuki 98 tahun, berarti ini organisasi yang terus bisa bertahan hidup dan bergenerasi itu adalah organisasi yang bisa beradaptasi dengan perubahan dan tantangan itu," jelasnya.

 

Perlu diketahui, Harlah ke-67 IPNU tahun ini memiliki tema Transformasi Pelajar untuk Peradaban Bangsa. Ketua Umum IPNU Aswandi Jailani menyatakan bahwa periode kepemimpinannya telah melakukan berbagai perombakan organisasi sebagai langkah awal dalam menjalankan transformasi.

 

Beberapa di antaranya adalah soal kaderisasi, organisasi, dan persoalan administrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk klasterisasi dan akreditasi, serta digitalisasi keanggotaan. Perubahan-perubahan itu dalam rangka menyiapkan kader yang adaptif, kompetitif, dan mampu menghadapi segala tantangan zaman. 

 

Ia meyakini, dengan perubahan besar di bidang organisasi itu akan berdampak pada masifnya kaderisasi dengan kualitas yang meningkat. Puncaknya adalah kelahiran kader-kader potensial yang siap menempati posnya masing-masing. 

 

"Kegiatan kaderisasi berjalan lancar, kader IPNU punya kapasitas mumpuni untuk menjalani tantangan zaman yang akan datang," katanya. 

 

Semua itu berhulu pada satu hal, yakni belajar. Tak aneh jika belajar menjadi tri motto yang pertama kali disebut, lalu berjuang dan bertaqwa. Sebab, mengutip pernyataan KH Tolchah Mansyur, Aswandi menegaskan bahwa cita-cita IPNU adalah membentuk pelajar yang berilmu, dekat dengan masyarakat. 

 

Oleh karena itu, ilmu menjadi bekal transformasi, bukan sekadar untuk pribadi, melainkan juga untuk bangsa. Tanpa kapasitas kecerdasan intelektual dan wawasan yang luas, menurutnya, seseorang tentu akan sulit untuk menghadapi zaman.

 

Sebagai informasi, kegiatan ini dihadiri secara langsung oleh Staf Khusus Milenial Presiden Aminuddin Ma’ruf serta Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PBNU Ali Yusuf.

 

Selain itu, hadir pula pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU), Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), dan Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII). Kegiatan yang diadakan secara virtual ini juga dihadiri oleh ketua umum PP IPNU lintas periode, serta kader IPNU yang tersebar di seluruh Indonesia.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan