Nasional

Sekjen PBNU Nilai Guru Zuhdi Pejuang Islam Moderat

Sab, 2 Mei 2020 | 08:15 WIB

Sekjen PBNU Nilai Guru Zuhdi Pejuang Islam Moderat

Sekjen PBNU HA Helmy Faishal Zaini. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Warga NU Kalimantan Selatan baru saja kehilangan salah satu tokoh panutan mereka yakni KH Ahmad Zuhdinoor. Guru Zuhdi, demikian sebutan akrabnya, wafat, Sabtu (2/5).
 
Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini menilai KH Zuhdinoor adalah sosok yang memiliki kegigihan dalam memperjuangkan nilai Islam yang moderat. 
 
"Guru Zuhdi juga merupakan Mustasyar PWNU Kalimantan Selatan. Dakwah dan nasihatnya sangat menyejukkan umat," kata Sekjen Helmy, Sabtu (2/5) siang.

Dengan wafatnya Guru Zuhdi, menurut Sekjen Helmy, Indonesia dan umat Islam berduka karena kehilangan tokoh besar yang telah mendedikasikan pikiran dan untuk tegaknya ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah.

Gagasan-gagasan keumatan Guru Zuhdi juga senantiasa menjadi salah satu rujukan penting bagi masyarakat Indonesia untuk tetap bersemangat menjaga ajaran Islam yang ramah. 
 
"Saya mengajak kepada msyarakat Indonesia, khususnya warga NU untuk meneladani kehigihan dan sikap-sikap arif yang dilakukan oleh beliau semasa hidup. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan keteladanan dari almarhum," harap Sekjen.
 
Guru Zuhdi dikenal umat Islam di Kalimantan Selatan sebagai figur yang bersahaja dan kharismatik. Semasa hidupnya, Guru Zuhdi juga sangat memikirkan kepentingan umat, termasuk warga yang harus bertahan menghadapi wabah Covid-19. Semasa hidupnya, guru Zuhdi berharap dan berdoa Covid- 19 cepat berlalu, dan sama-sama berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah penyebaran wabah tersebut.

Ketua PWNU Kalimantan Selatan Abdul Haris Makkie menuturkan bahwa Guru Zuhdi merupakan pribadi yang sangat santun, sederhana, dan tawadu. Kepada yang lebih tua, almarhum sangat hormat, sedang kepada yang muda ia selalu memberi teladan dan nasihat.   
 
"Saya banyak belajar tentang hidup dan kehidupan, dari beberapa kali mengikuti pengajian-pengajian yang dilaksanakan almarhum," ujarnya.
  
Haris mengaku sangat terkesan ketika sowan kepadanya sebagai Ketua Gugus Covid-19 Kalimantan Selatan. "Almarhum mengaku kepadanya akan patuh terhadap segala ketetapan pemerintah. Sungguh pernyataan seorang ulama besar yang sangat menyejukkan dan mendidik," ujarnya.
 
Ketua Lembaga Ta'lif Wan Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banjar Kalimantan Selatan Muhammad Bulkini menyampaikan bahwa almarhum lahir di Alabio pada Kamis 10 februari 1972 M bertepatan dengan 24 Dzulhijjah 1391 H.
 
Semula, ia berguru kepada ayahnya, KH Muhammad bkn H Jaferi al-Banjari, Pimpinan Pondok Pesantren Al Falah 1986-1993. Almarhum juga sempat menimba ilmu sebentar di Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru. Karena sakit-sakitan, almarhum melanjutkan pelajaran pada sang kakek di Alabio, KH Asli.  
 
Sepeninggal sang kakek, ia melanjutkan pengembaraan pendalaman ilmunya kepada Muallim Syukur di Teluk Tiram, Banjarmasin.
 
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad