Nasional

Sinergitas NU dan Bangsa dalam Jiwa Generasi Muda KMNU

NU Online  ·  Sabtu, 19 Januari 2019 | 10:00 WIB

Sinergitas NU dan Bangsa dalam Jiwa Generasi Muda KMNU

Muh Nuh (berdiri) pada Seminas Nasinal dalam Munas KMNU (18/1)

Surabaya, NU Online
Seminar Nasional dalam rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) Kelima Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) telah terselenggara dengan sukses di Gedung PWNU Jawa Timur, Jumat (18/1).

Pada kesempatan, Masdar Hilmy yang merupakan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel 2018-2022 tampil memulai diskusi seminar bertema Bersinergi Menyongsong Masa Depan NU dan Bangsa dengan Menguatkan Karakter Santri dalam Jiwa Generasi Muda.

Menurut Prof Masdar, demikian ia karib disapa, NU dan para pemudanya harus bersinergi dan kuat menghadapi keterpaparan intelektual, teknologi, radikalisme serta terorisme.

(Baca: KMNU Harus Tangkal Radikalisme di Perguruan Tinggi)

Perkembangan zaman saat ini harus segera direspons dengan cepat, namun tetap bijak dalam menyikapi oleh kalangan pemuda khususnya pemuda NU untuk bertindak sebagai aktor penting dalam proses perubahan bukan menjadi objek penderita.

"Modernitas tradisi NU yaitu epistemologi tetap harus dipegang oleh kaum Nahdliyin yang beraswaja," tegasnya.

Perlunya Digalakkan Dakwah melalui Tulisan

Modernitas NU juga harus ditopang dengan membentuk wadah dakwah kampus khususnya di kampus umum yang relatif minim akan pengetahuan Islam. Demikian dituturkan oleh KH Ma’ruf Khozin selaku Ketua Aswaja NU Center PWNU Jatim 2018-2023.

Di hadapan tak kurang dari 300 peserta seminar, ia mengatakan bahwa dakwah penting juga dilakukan melalui tulisan. Tulisan merupakan mulut kedua kita yang akan memberikan pengaruh besar kepada pembaca.

"Menurut Imam Mawardi, bila tulisan kita baik dan bermanfaat bagi orang lain, selalu itu pula pahala akan mengalir pada kita," ujar KH Ma’ruf Khozin.

Dakwah perlu dilakukan dengan menilik hukum berdakwah bahwa ianya adalah hal yang fardhu kifayah dan generasi muda juga perlu ambil bagian. Tak lupa ia juga mengucapkan selamat datang kepada 24 kader KMNU Nasional dan seluruh peserta seminar.

"Surabaya itu tempat lahirnya NU. Semoga dengan silaturahim ke sini, semangat kalian berkhidmat di NU bisa terisi kembali," paparnya.

Respons NU Atas Bonus Demografi

Generasi muda sebagai aktor utama dalam menciptakan perubahan tentunya telah mengerti bahwa tantangan saat ini adalah kecepatan dalam merespons perubahan. Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 2009-2014, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa kita harus beradaptasi dan berinovasi untuk menjaga pertumbuhan NU secara organisasi dan kultur serta NU harus mencetak generasi muda yang profesional dan militan.

Wadah dakwah KMNU harus menjadi mesin kesejahteraan, kemartabatan dan nilai Aswaja An-Nahdliyah. Ada Penjelasan menarik oleh Profesor Nuh tentang siklus kehidupan NU. Ia menjelaskannya melalui kurva S. Posisi NU sejak awal didirikannya mengalami perkembangan, namun mendekati abad kedelapan mengalami masa kritis.

"Jika NU tidak diperjuangkan maka akan mengalami stagnasi dan penurunan. Akan tetapi faktanya saat ini NU berada pada kondisi akan bangkit menanjak sehingga kedepannya NU bisa menjadi lebih maju dan bermartabat," katanya.

Penjelasan ini, kata Nuh, berkenaan dengan bonus demografi Indonesia yang perlu direspons oleh NU.

Satu hal menarik yang juga disampaikan Nuh adalah bahwa KMNU itu creative minority and sustainable growth engine. "Meskipun KMNU secara jumlah orang belumlah banyak, namun yang tergabung di KMNU ada mereka yang memiliki kompetensi dan kreativitas.

"KMNU adalah mesin pertumbuhan NU yang berkelanjutan," ujarnya disambut riuh tepuk tangan peserta.

Seminar menjadi salah satu sajian pada Munas yang akan berlangsung hingga Ahad (20/1) besok. (Yunis/Kendi Setiawan)