Nasional 1 ABAD NU

Slankers dan Nahdliyin Menanti Hujan Reda, Gemakan Shalawat di Gelora Delta

Rab, 8 Februari 2023 | 07:00 WIB

Slankers dan Nahdliyin Menanti Hujan Reda, Gemakan Shalawat di Gelora Delta

Meski diguyur hujan, ribuan penonton tetap setia menyaksikan Hiburan Rakyat pada Resepsi Puncak Satu Abad NU di Stadion Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Sidoarjo, NU Online
Hujan deras mengguyur Stadion Gelora Delta Sidoarjo sepanjang malam, Selasa (7/2/2023). Namun, ribuan Nahdliyin dan Slankers tetap saja berkumpul untuk menyaksikan idolanya tampil dalam sesi Hiburan Rakyat Puncak Resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama.

 

Pukul 20.00 WIB, duo komedian Cak Lontong dan Akbar Kobar membuka sesi itu di tengah hujan yang sudah mulai reda, tetapi masih sedikit gerimis.

 

Lewat banyolan-banyolan yang segar, Cak Lontong dan Akbar mampu membuat Nahdliyin dan Slankers tertawa hingga tak menghiraukan air hujan yang perlahan masuk dan membasahi sekujur tubuh.

 

Tak disangka, kira-kira 10 menit kemudian hujan kembali deras. Langit kembali terlihat mendung, tanpa bintang satu pun. Bahkan, hujan itu membuat ibu-ibu kebingungan, berlarian mencari tempat untuk berteduh.

 

Tenda-tenda yang terpasang di Komplek Stadion Gelora Delta Sidoarjo disinggahi. Mereka berteduh barang sebentar, setidaknya hingga hujan mereda meski tak tahu kapan kucuran air itu benar-benar berhenti.

 

Sementara itu, jalan di sekitaran Sektor 7 dan 8 Stadion Gelora Delta tergenang air seukuran mata kaki orang dewasa. Meski begitu, mereka tetap setia menantikan acara Hiburan Rakyat ini dimulai.

 

Di antara mereka saling bertanya, kepada kawan atau orang tak dikenal yang sedang berteduh, tentang kapan Hiburan Rakyat ini dimulai. Semua orang jadi gelisah, khawatir sesi terakhir dalam Puncak 1 Abad NU ini gagal terselenggara.

 

Tetapi tiba-tiba, pukul 21.15 WIB, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU) H Saifullah Yusuf (Gus Ipul) tampil di panggung. Layar besar yang ada di Parkir Timur Stadion Gelora Delta menyala. Layar itu menampilkan wajah Gus Ipul yang berseri-seri menyambut ribuan Slankers dan Nahdliyin yang telah berjam-jam menanti Hiburan Rakyat agar segera dimulai.

 

Gus Ipul hadir untuk menenangkan Slankers. Ia memastikan bahwa sesi Hiburan Rakyat ini akan dimulai, tidak lama lagi. Ia juga menyampaikan pesan kepada hadirin yang memadati stadion untuk tetap menjaga kebahagiaan, ketertiban, dan kebersamaan.

 

Rintik-rintik hujan seperti menjadi saksi kehangatan Gus Ipul dengan ribuan hadirin yang ada di lapangan dan tribun yang mengelilinginya. Kata dia, sebentar lagi akan dimulai.

 

Cak Lontong dan Akbar kemudian masuk lagi ke panggung utama. Membanyol dan membuat hadirin tertawa terbahak-bahak. Dengan khas dialek Jawa Timuran, Cak Lontong dan Akbar tak kehabisan akal agar acara ini berlangsung seru.

 

Di tengah keseruan Nahdliyin dan Slankers dibuat cekikikan oleh aksi Cak Lontong dan Akbar itu, hujan yang semula hanya rintik-rintik kembali turun begitu deras. Tikar plastik seharga Rp5 ribu yang seharusnya dipakai untuk duduk, dialihfungsikan menjadi pelindung kepala.

 

Sebagian yang lain ada juga yang memakai payung, meski digunakan untuk berdua, juga sebagian lainnya lagi memakai jas hujan yang dibelinya dari minimarket.

 

Hujan yang kembali turun dengan cukup deras itu membuat Cak Lontong dan Akbar terpaksa harus dipayungi oleh petugas panitia. Namun tak lama berselang, mereka berdua turun dan kembali ke belakang panggung.

 

Nahdliyin dan Slankers kembali setia menanti acara Hiburan Rakyat ini segera dimulai. Kekhawatiran lagi-lagi muncul soal acara yang kemungkinan akan gagal digelar. Tetapi apa mau dikata, tubuh sudah terlanjur kuyup, mereka tetap tak bergeser dari posisinya.

 

Shalawat Menggema
Kira-kira 10 menit kemudian, seorang pria berbaju batik dan berpeci hitam naik ke panggung. Mengambil alih acara. Dia dengan sangat percaya diri menenangkan para Nahdliyin dan Slankers yang sudah mulai menggigil kedinginan di tengah hujan yang masih saja turun dengan intensitas cukup tinggi alias deras.

 

Di atas panggung yang megah itu, pria yang berpenampilan santri ini tiba-tiba mengajak seluruh hadirin, baik Nahdliyin maupun Slankers, untuk sama-sama melantunkan shalawat.

 

Dia menyampaikan sebuah amalan atau ijazah dari Pendiri NU KH Abdul Wahab Chasbullah yang diamanahi oleh Ketua PBNU KH M Hasib Wahab untuk dibaca bersama-sama, agar hujan segera mereda dan acara bisa langsung dimulai.

 

Amalan itu adalah Shalawat Burdah dengan kalimat mawla ya shalli wa sallim daa-iman abada 'ala habibika khairil khalqi kullihimi dibaca 4 kali, lalu kalimat huwal habibulladzi turja syafa'atuhu li kulli hawlimminal ahwali muqtahami 10 kali.

 

Kemudian ditutup dengan kalimat ya rabbi bil musthafa balligh maqashidana waghfirlana mamadha ya wasi'al karami sebanyak 10 kali.

 

Namun saat shalawat tersebut selesai dibaca, hujan tak kunjung berhenti tetapi malah semakin deras disertai angin yang menggila. Pria berpeci yang di atas panggung itu kemudian mengajak hadirin kembali melantunkan shalawat.

 

Berbagai macam shalawat dirapalkan seperti mantra yang sakral. Semua orang di dalam stadion sangat khusyuk menyenandungkan shalawat, bahkan ada seorang ibu yang menuntun anaknya untuk turut serta menggemakan shalawat.

 

Mereka membacakan shalawat Asyghil, Thibbil Qulub, Nariyah, Busyro, dan shalawat Badar. Secara berurutan, masing-masing shalawat itu dibacakan tanpa batas hitungan.

 

Udara dingin tak lagi menjadi kendala. Tubuh yang sekujur dibasahi hujan bukan sebagai penghalang. Mereka tetap khusyuk bershalawat sembari berharap hujan segera reda, dan Slank naik pentas.

 

Tak dinyana, hujan pun reda. Hanya tinggal rintik-rintik. Cak Lontong dan Akbar naik ke panggung, kembali memandu jalannya acara dengan lawakan-lawakan khas Jawa Timuran. 

 

Lalu mereka mempersilakan Slank naik ke panggung tepat pukul 22.41 WIB. Semua orang bertepuk tangan, menyambut kehadiran sang idola yang bermarkas di Jalan Potlot, Kalibata, Jakarta Selatan itu.

 

Kaka dan kawan-kawan mengucap salam, Bimbim lalu mengingatkan seluruh hadirin untuk terus bekerja membangun Indonesia. Lalu mereka menyanyikan lagu pertama yaitu Mars Slankers yang penuh semangat itu.

 

Hujan semakin terasa sedikit sekali. Kini justru hangat yang menghampiri tubuh. Slankers dan Nahdliyin hanyut dalam kebahagiaan bersama merayakan Harlah 1 Abad NU dengan suka cita.

 

Kemudian Slank membawakan lagu-lagu andalannya, antara lain lagu berjudul Loe Harus Grak!! dan Seperti Para Koruptor. Di akhir, Kaka bicara telah menyiapkan kado khusus untuk NU di usianya yang sudah mencapai 1 abad ini.

 

Lagu itu berjudul Ulama Bergerak. Lagu yang penuh dengan semangat suka cita dan sesuai berdasar tema yang diangkat oleh PBNU. Meski hanya terdiri dari kurang lebih 3 bait, tetapi lagu ini bermakna sangat dalam.

 

Kado Harlah 1 Abad NU berjudul Ulama Bergerak ini dapat disaksikan melalui Kanal Youtube NU Online.


Tak lama setelah lagu itu dinyanyikan, ada banyak kembang api berwarna-warni dinyalakan dan diledakkan ke udara sebagai penanda bahwa Peringatan Harlah 1 Abad NU sudah usai dan NU siap memasuki masa-masa di abad kedua.

 

Selamat datang di abad kedua Nahdlatul Ulama, begitu kata Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf kepada dunia dalam Puncak Resepsi 1 Abad NU, pada 16 Rajab 1444 atau Selasa (7/2/2023) pagi.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi