Nasional HARI GURU NASIONAL

Songsong Indonesia Emas 2045, Guru Harus Transformatif

Sab, 25 November 2023 | 11:30 WIB

Songsong Indonesia Emas 2045, Guru Harus Transformatif

Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Kemenag)

Jakarta, NU Online
Menteri Agama RI H Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa di tengah-tengah tantangan zaman yang kian kompleks, guru ikut memikul tanggung jawab besar dalam membentuk generasi yang tangguh, sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya.  


"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama kehadiran kecerdasan buatan seperti Chat GPT Artificial Intelligence (Al), menjadikan guru untuk terus menjadi pembelajar demi lahirnya anak bangsa yang mumpuni dalam merespons isu global masa kini," katanya dalam sambutan tertulis Hari Guru Nasional tahun 2023 yang diunggah di laman Kemenag dan diakses NU Online pada Sabtu (25/11/2023).


Terlebih menurut Menag, saat ini Bangsa Indonesia sedang berusaha bersama menyongsong Indonesia Emas 2045 menyusul datangnya bonus demografi. Indonesia lanjutnya akan menemui masa panen generasi produktif di era transformasi digital. 


"Tentu para guru berperan penting dalam ikut membentuk mereka menjadi pribadi hebat dan berkarakter di era transformasi digital," katanya.


Oleh karena itu, kata Menag, tema Hari  Guru  Nasional  tahun  2023 sangatlah tepat yakni Guru  Pembelajar,  Bahagia Mengajar. Tema ini mencerminkan potret guru yang transformatif. 


"Kementerian Agama telah dan akan terus mengambil langkah signifikan demi memfasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui program digital literacy, digitalisasi madrasah, dan bantuan pembelajaran digital. Kementerian Agama juga berkomitmen untuk terus memberikan perhatian dan afirmasi bagi peningkatan kesejahteraan guru," katanya.


Guru, lanjutnya, memegang peran penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, asesmen komprehensif, penjaminan mutu, dan tata kelola pendidikan. Sebab, pendidikan juga memiliki kapasitas untuk mentransformasi anak didik menjadi manusia yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga kepribadian yang kuat, kreativitas yang berkembang, dan moralitas yang terpuji.

 

Gus Men pun menegaskan bahwa guru adalah profesi yang  sangat agung dan bermartabat. Menurutnya, hanya orang-orang terbaiklah yang terpilih menjadi guru, baru memilih profesi lainnya.  Guru lah suluh bangsa yang menjadi penerang dan sosok yang mencerahkan setiap generasi, mengantarkan kebangkitan dan kemajuan bangsa.

 

"Guru adalah mereka yang terus memberikan keteladanan di depan,  menciptakan prakarsa dalam kebersamaan, dan memotivasi untuk terus berprestasi," katanya.

 

Hal ini menurutnya sesuai dengan perkataan Bapak Guru Indonesia, Ki Hajar Dewantara yakni Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.

 

"Terima kasih kami haturkan atas jasa yang telah Bapak/lbu guru berikan. Apresiasi tinggi atas setiap  inspirasi yang guru tularkan dalam semangat mengajar yang penuh welas asih dan kasih sayang. Pembelajaran yang bersumber dari hati, hingga mencipta ikatan relasi yang kuat guru-murid. Pendidikan sejati yang membebaskan dan membentuk manusia yang berpengetahuan, berkepribadian, kreatif, dan berakhlaqul karimah," katanya.

 

"Semoga para guru terus berbahagia dalam menjalankan tugasnya sebagai suluh bangsa. Tugas kami untuk terus memperjuangkan kesejahteraan para guru Indonesia," pungkasnya.