Nasional

Strategi Sayyidina Umar Atur Ekonomi Negara Menurut Gus Reza Lirboyo

Sel, 20 September 2022 | 21:00 WIB

Strategi Sayyidina Umar Atur Ekonomi Negara Menurut Gus Reza Lirboyo

Gus Reza Lirboyo. (Foto: NUO Jatim)

Jakarta, NU Online

KH Reza Ahmad Zahid (Gus Reza) dari Pesantren Lirboyo membeberkan strategi Sayyidina Umar bin Khattab dalam mengatur perekonomian negara sewaktu menjadi khalifah. Ia mengatakan, Sayyidina Umar berhasil membuktikan kehebatan sistem ekonomi dan sistem kesejahteraan Islam yang diajarkan Nabi saw.


“Sayyidina Umar ketika melihat harga makanan pokok di Madinah, dia langsung turun ke lapangan mengondisikannya dan mencari cara agar masyarakat tetap bisa berusaha,” kata Gus Reza, dikutip NU Online dari cuplikan di kanal TV9, Selasa (20/9/2022).


Ia juga menjelaskan bahwa pada saat krisis melanda Madinah, dengan jeli Sayyidina Umar memperhatikan kondisi ekonomi pasar di Madinah sehingga mencetuskan penormalan harga bahan pangan melalui model subsidi.


Bahkan, lanjut dia, pada saat itu Sayyidina Umar secara tegas mengimbau kepada masyarakat untuk tidak semena-mena memainkan harga pasar, kecuali orang yang memang cerdas di bidangnya.


“Barang siapa yang tidak memiliki ilmu dalam berdagang, tidak memiliki ilmu dalam berbisnis maka jangan sekali-kali mengendalikan harga pasar. Begitu kata Sayyidina Umar,” terang putra KH Imam Yahya Mahrus itu.


“Maka persoalan ekonomi seperti ini sudah sepatutnya diserahkan kepada ahlinya,” sambung dia.


Teori dan praktik bermu’amalah

Lebih lanjut, Gus Reza menerangkan soal teori dan praktik dalam ekonomi syariah yang termuat dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 282, tentang praktik jual-beli. Teori dan praktik ini, keduanya merupakan penyeimbang satu dengan yang lainnya dalam tatanan ekonomi.


“Ketika kalian berinteraksi mu’amalah, utang-piutang, jual-beli, maka tulislah karena ini merupakan satu praktik ketika kita melakukan ekonomi syariah,” terangnya.


Hal itu pun, ungkap dia, dilakukan juga oleh Imam Abu Hanifah dalam kehidupan sehari-harinya. Dikisahkannya, suatu hari Imam Abu Hanifah menitipkan barang untuk dijual di pasar namun ada salah satu barang cacat yang terjual. Wal hasil, ia menyedekahkan keuntungan dagangannya untuk menebus rasa bersalahnya.


“Padahal itu tidak sengaja, tapi hasil dari penjualan barang yang tadi ada cacatnya itu disedekahkan semua. Ini luar biasa, seorang imam madzhab dalam berekonomi mengedepankan teori dan praktik,” ungkap Gus Reza.


Keteladanan itu, tambahnya, menunjukkan kiat baik Sayyidina Umar dan Imam Abu Hanifah dalam memperhatikan pengembangan ekonomi difokuskan dalam memerangi masalah kemiskinan dan memenuhi kebutuhan yang mendasar bagi umat.


“Hal itu, disampaikan secara terang-terangan oleh beliau: "wahai orang-orang miskin yang belum punya pekerjaan, angkat kepalamu pintu sudah aku buka, harga-harga sudah aku kondisikan, kebutuhan kalian insyaallah terkondisikan. Sudah jelas jalannya kalian tidak boleh menjadi beban untuk saudara-saudara kalian,” terang Gus Reza menjelaskan.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin