Nasional

Tahun Ini, Habib Luthfi Peringati Maulid Nabi Muhammad Hingga 101 Kali

Ahad, 12 Maret 2017 | 20:04 WIB

Tahun Ini, Habib Luthfi Peringati Maulid Nabi Muhammad Hingga 101 Kali

Peringatan Maulid Nabi yang digelar Habib Luthfi dihadiri Presiden Joko Widodo

Pekalongan, NU Online
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang selalu diperingati umat Islam biasanya dilaksanakan di sekitar bulan Rabiul Awal dan Rabiul  Akhir. Jarang sekali kita temui selain di dua bulan itu. Akan tetapi tidak demikian yang dilakukan Rais ‘Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) Habib Luthfy bin Yahya yang tinggal di Kota Pekalongan.

Meski saat ini telah berada di bulan keenam tahun Hijriyah yakni bulan Jumadil Akhir 1437 H, gaung peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW terus bergema. Paling tidak ada 101 tempat yang menyebar ke berbagai daerah hingga bulan Dzulqa’dah.

Peringatan Maulid yang dimulai sejak tanggal 8 Januari 2017 di Kanzus Sholawat Pekalongan akan berakhir tanggal 13 Agustus di depan Mapolsek Bandar Kabupaten Pekalongan. Jadwal rangkaian kegiatan peringatan maulid sebagaimana yang dirilis Pengurus Kanzus Sholawat tidak saja menyebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah saja, akan tetapi juga ada di Jawa Timur, Jawa Barat, Banten hingga luar Pulau Jawa yakni Bangka Belitung.

Rangkaian kegiatan peringatan maulid sebagaimana yang disampaikan Habib Luthfy bin Yahya ada bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Agung Muhammad SAW. Meski bulan Rabiul Awwal atau Maulud sudah lewat, kita tidak boleh berhenti mensyukuri atas kelahiran baginda nabi.

"Adalah salah jika kita beranggapan bahwa memperingati kelahiran nabi junjungan umat Islam hanya di bulan maulid, mestinya di sepanjang waktu kita selalu memperingati hari kelahiran nabi akhir zaman," ujar Habib Luthfy.

Dikatakan, peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW bisa dilakukan kapan saja. Oleh karena itu, atas permintaan dari berbagai pihak, ujar Habib, dirinya menyempatkan diri hadir di gelaran peringatan Maulid Nabi dari berbagai daerah dengan waktu yang berbeda.

Dari jadwal rangkaian kegiatan maulid, ada permintaan atas nama pribadi, jama’ah atau kelompok masyarakat, organisasi kepemudaan di lingkungan NU seperti IPNU IPPNU dan GP Ansor, TNI dan Polri. Kemudian Pemerintah daerah, pondok pesantren  hingga kalangan kampus seperti UIN Walisongo dan Unnes Semarang.

Sekretaris Kanzus Sholawat Taufiqur Rohman kepada NU Online mengatakan, hingga saat ini jadwal rangkaian sudah terdaftar ada 101 tempat. Bahkan pihaknya telah melakukan revisi sebanyak 5 kali, mengingat banyaknya usulan kegiatan baru masuk dan dimasukkan agenda rangkaian kegiatan maulid dengan harapan bisa dihadiri Khodimul Maulid Habib Luthfy bin Yahya.

Menurut Habib Luthfy,  inti dari peringatan dan pembacaan Maulid Nabi SAW adalah syukur kita terhadap Allah Ta’ala karena Allah telah mengutus Nabi Muhammad SAW dan kita termasuk ke dalam umatnya.

“Peringatan dan pembacaan maulid Nabi SAW juga merupakan ungkapan rasa terima kasih kita kepadanya agar kita mencintai Rasul SAW. Kita iman dan Islam karena kita mengenal Nabi Muhammad SAW. Sehingga, oleh karena bersyukur itu diwajibkan, maka membaca maulid Nabi Saw. Itu pun menjadi wajib.” (Abdul Muiz/Abdullah Alawi)