Nasional KESEHATAN

Tanda-tanda Terkena Penyakit DBD

Rab, 6 Januari 2016 | 10:03 WIB

Sidoarjo, NU Online
Kepala Humas Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, dr Silvy Rahmah Yanthy menjelaskan, Demam Berdarah Dengue (DBD) disebarkan atau ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina yang telah terinfeksi virus dengue. Demam dengue (tanpa perdarahan) ditandai dengan demam tinggi mendadak, ditambah gejala penyerta dua atau lebih, nyeri kepala, nyeri retro orbita, nyeri otot, dan tulang.<>

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut pula Dengue Hemmoragic Fever (DHF) merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah.

"Sebagian besar anak dapat dirawat di rumah dengan memberikan nasihat perawatan pada orang tua anak. Anak diberikan banyak minum dengan air hangat atau larutan oralit untuk mengganti cairan yang hilang akibat demam dan muntah. Selain itu, memberikan obat penurun panas untuk demam. Apabila terjadi demam tinggi, kejang, tidak bisa minum, muntah terus-menerus, maka anak tersebut harus dibawa ke rumah sakit," kata dr Silvy, Rabu (6/1).

Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat. Pada setiap derajat sudah ditemukan trombositopenia (tombosit turun) dan hemokonsentrasi (pengentalan darah). Tatalaksana Demam Berdarah Dengue harus dirawat di Rumah Sakit untuk pemantauan perdarahan, kondisi umum pasien dan pemeriksaan laboratorium berkala.

"Untuk mencegah terjadinya demam berdarah, usahakan selalu menjaga kebersihan disekitar rumah, dengan cara membersihkan selokan, bak-bak air tadah hujan maupun kamar mandi, membuang sampah pada tempatnya, menyiangi kebun untuk menghindari berkembang biaknya nyamuk aedes aegepti, selalu menyiapkan obat-obatan di rumah untuk pertolongan pertama, missal obat panas," ungkap dokter yang bertugas di Rumah Sakit NU ini.

DBD di Indonesia tidak pernah hilang sepanjang tahun, hanya saja meningkat jumlah kejadiannya saat bulan Januari (musim penghujan). Dan Indonesia merupakan urutan tertinggi untuk kasus DBD. Ini berarti program-program kesehatan yang berhubungan dengan DBD tidak hanya dilakukan saat akan musim penghujan, harus sepanjang tahun ada kegiatan pengendalian demam berdarah, hanya saja harus lebih digalakkan lagi saat musim penghujan. (Moh Kholidun/Fathoni)