Nasional

Tata Cara Shalat Tarawih dan Keutamaannya

Rab, 22 Maret 2023 | 12:00 WIB

Tata Cara Shalat Tarawih dan Keutamaannya

Ilustrasi jamaah shalat tarawih. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Ramadhan selalu diartikan sebagai bulan penuh berkah. Tak ayal, bila momentum Ramadhan senantiasa disambut dengan sukacita oleh seluruh umat Muslim di penjuru dunia. Umat Islam berlomba-lomba melaksanakan ibadah baik wajib maupun sunnah untuk mendapatkan pahala dan keridhaan Allah swt. Seperti, berpuasa.


Selain melaksanakan ibadah puasa, ada ibadah lain yang bisa dilaksanakan oleh umat Muslim ketika bulan Ramadhan tiba, yakni shalat tarawih berjamaah. 


Shalat Tarawih memiliki waktu secara khusus, yaitu dilakukan secara berjamaah pada malam hari Ramadhan setelah melaksanakan shalat Isya’ dan sebelum melakukan shalat Witir. Hukum berjamaah shalat Tarawih adalah sunnah kifâyah. Karenanya, shalat tarawih juga bisa dilakukan sendiri. 


Meski melaksanakan shalat tarawih dihukumi sunnah muakkad, tetapi shalat tarawih memiliki keutamaan yang amat besar mengingat amaliyah ini tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah saw selama hidupnya dan diteruskan oleh para sahabat dan umat Muslim setelah kepergiannya.


Shalat tarawih tidak hanya sebatas amaliah sunnah yang hanya dikhususkan untuk Rasulullah saw, namun juga untuk umatnya. Rasulullah saw juga menginginkan pahala luar biasa dari shalat Tarawih bagi umatnya. Rasulullah saw bersabda: 


‎مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ  (متفق عليه) 


Artinya, “Barang siapa melakukan shalat (Tarawih) pada Ramadhan dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’âlâ) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘Alaih). 


Berikut ini ulasan tentang tata cara shalat tarawih dilansir NU Online dari artikel ‘Panduan Shalat Tarawih Cepat: Praktis dan Mudah Dipahami’.


1. Membaca niat shalat tarawih

Sebagai imam shalat


‎  أُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا للهِ تَعَالَى  


Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.     


Sebagai makmum


‎أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى 


Ushallî sunnatat tarâwîhi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’mûman lillâhi ta’âlâ.


Niat shalat tarawih secara infirad atau sendiri.

   
‎ اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى 


Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.  


Rakaat Pertama

  1. Takbiratul Ihram dan memasang niat di dalam hati pada saat ini.  
  2. Membaca surat Al-Fatihah   
  3. Membaca satu surat pendek atau satu ayat yang dapat dipahami.  
  4. Rukuk dengan thuma’ninah (tenang sejenak selama pembacaan 1 kali tasbih)  
  5. Membaca tasbih rukuk 1 kali 
  6. Itidal dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih)  
  7. Membaca doa itidal.
  8. Sujud pertama dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih)  
  9. Membaca tasbih sujud 1 kali. 
  10. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih).
  11. Membaca doa duduk di antara dua sujud.   
  12. Sujud kedua dengan thuma’ninah (selama pembacaan 1 kali tasbih). 
  13. Membaca tasbih sujud 1 kali.
  14. Duduk istirahat sejenak (selama pembacaan 1 kali tasbih atau subhānallāh) sebelum bangun.  
  15. Bangun untuk melanjutkan rakaat kedua.


Rakaat kedua

Lakukan hal yang sama seperti pada rakaat pertama—dari poin 2 sampai 13. Kemudian duduk tasyahud (tawarruk atau duduk di atas pantat kiri dengan memasukkan kaki kiri ke kanan). 


Selanjutnya, membaca tasyahud atau kalimat syahadat. Lalu, membaca shalawat Nabi, membaca salam pertama sambil menoleh ke kanan dan membaca salam kedua sambil menoleh ke kiri. 


Setelah dua rakaat selesai, ulangi sesuai panduan sampai 20 rakaat. 


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syakir NF