Nasional R20 ISORA

Tatanan Dunia Harus Berbasis Aturan yang Didasarkan pada Asas Kemanusiaan

Sen, 27 November 2023 | 17:30 WIB

Tatanan Dunia Harus Berbasis Aturan yang Didasarkan pada Asas Kemanusiaan

Ilustrasi: para tokoh agama dunia pada forum R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) 2023 di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Seniin (27/11/2023). (Foto: dok. PBNU)

Jakarta, NU Online

Wakil Direktur International Institute for Religious Freedom, Kyle Wisdom menyampaikan bahwa tatanan internasional berbasis aturan merupakan fondasi dari konsensus global yang perlu disusun dengan hukum dasar kemanusiaan. 


"Tatanan berbasis aturan harus didasarkan pada asas kemanusiaan atau tatanan itu akan gagal," kata dia saat membacakan pernyataan pada R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) 2023 di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Seniin (27/11/2023).


Wisdom kemudian merefleksikan pentingnya tatanan internasional berbasis aturan yang membentuk dasar kehidupan masyarakat global saat ini. 


Menurutnya, rentang waktu antara 1945 hingga 1950 menjadi periode penting dalam sejarah. Pada periode itu, para tokoh-tokoh dunia terdahulu berusaha membangun kembali masyarakat pasca-dua perang dunia yang mencekam dunia. 


Upaya ini mencakup penetapan konstitusi baru, proklamasi Piagam PBB, dan Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB. Para ulama, sambungnya, juga menegaskan kembali hubungan antara agama dan identitas nasional. 


"Dari tahun 1945 hingga 1950, pendahulu kita berupaya membangun kembali masyarakat. Konstitusi baru telah ditulis, Piagam PBB dan Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Manusia diproklamasikan," katanya.


Pembangunan kembali ini, kata dia, menjadi bagian dari tatanan internasional berbasis aturan yang merupakan upaya besar-besaran untuk menghindari terulangnya kekacauan, seperti pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II. 


"Kakek dan nenek saya menyaksikan dua perang dunia, kejahatan perang yang tak terhitung jumlahnya, genosida dan pembersihan etnis, kelaparan, depresi, dan bencana besar," tuturnya.


Pasca dideklarasikan, Wisdom mengakui bahwa tatanan berbasis aturan dianggap berhasil menciptakan kehidupan yang baru bagi masyarakat global. Perang dunia ke-3 dapat dihindari dengan lebih dari satu miliar orang mendapatkan kesempatan hidup. 


Namun, Wisdom menilai bahwa perlahan peraturan internasional berbasis aturan menjadi tidak sepenuhnya terpenuhi.

 

Di tengah konflik yang berlangsung di berbagai belahan dunia, Wisdom menekankan pentingnya mengingatkan seluruh pihak akan prinsip-prinsip yang membentuk kesepakatan penting di masa lalu. Untuk memulihkan hubungan internasional yang damai, ia memandang bahwa tatanan berbasis aturan harus berakar pada aturan kemanusiaan.


"Untuk membuka mata kita terhadap kesepakatan universal, tatanan berbasis aturan harus didasarkan pada aturan kemanusiaan atau tatanan itu akan gagal," tegas Wisdom.


Wisdom menambahkan bahwa keberhasilan tatanan berbasis aturan di masa depan bergantung pada kemampuan masyarakat untuk memprioritaskan nilai-nilai kemanusiaan, membuka ruang bagi kesepakatan universal, dan merawat hubungan yang saling menghormati di panggung global.


"Saya meminta Anda untuk bergabung dengan saya dalam membuka mata dan dalam memaknai nilai-nilai universal sehingga kita dapat menegaskan kembali tatanan berbasis aturan," pungkasnya.