Nasional HARLAH KE-71 FATAYAT NU

Tekad Fatayat NU Berkhidmah untuk Kemajuan Perempuan Indonesia

Sab, 24 April 2021 | 07:30 WIB

Tekad Fatayat NU Berkhidmah untuk Kemajuan Perempuan Indonesia

Menurut Aggia, tantangan dan perubahan adalah sebuah keniscayaan. Pasti terjadi kapan saja dan tidak mungkin dihindari. (Foto: dok NU Online)

Jakarta, NU Online

Di usianya yang sudah 71 tahun, Fatayat NU sebagai organisasi perempuan akan terus istiqomah dan selalu berkhidmah untuk kebaikan dan kemajuan kaum perempuan di Indonesia.

 

Ketum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (PP Fatayat NU), Anggia Erma Rini, menyatakan hal tersebut dalam peringatan hari lahir ke-71 Fatayat NU Sabtu (24/4) di Jakarta. 

 

"Semua kader Fatayat NU di seluruh penjuru Nusantara, serta para kader Fatayat di berbagai negara, serentak memperingati harlah ke-71 tahun ini dengan berbagai kegiatan. Mulai dari khataman Al-Qur'an, pengajian, berbagi takjil, santunan anak yatim, dan aneka kegiatan lainnya baik secara online maupun offline. Itu bagian dari kecintaan kader terhadap Fatayat NU di harlah kali ini," ujar Anggia.

 

Pada harlah kali ini, Fatayat NU mengusung tema Adaptasi Tantangan Masa Kini untuk Ketahanan Perempuan. "Tema ini merefleksikan situasi sekarang yang dihadapi oleh dunia global, termasuk Indonesia, serta kaum perempuan di dalamnya yang dituntut selalu adaptif dengan cepatnya perubahan situasi dan kondisi, terutama akibat adanya pandemi sekarang," ujar Anggia. 

 

Menurut Aggia, tantangan dan perubahan adalah sebuah keniscayaan. Pasti terjadi kapan saja dan tidak mungkin dihindari. Anggia menegaskan bahwa yang perlu dilakukan adalah ikhtiar penyesuaian diri, adaptasi dengan tantangan kekinian, serta kreatif dan inovatif dalam menghadapi beragam masalah.

 

"Perempuan itu komponen inti dalam sebuah bangsa, organisasi, maupun keluarga. Ketahanan perempuan merupakan modal utama dalam mencapai cita-cita bersama. Adanya berbagai tantangan perlu selalu diadaptasikan secara baik agar tidak menghambat tujuan kolektif dalam berbangsa, bernegara, serta bermasyarakat," ujar Anggia. 

 

Ibu empat anak ini mengatakan, pandemi yang melanda dunia sekarang hanyalah salah satu contoh. "Ada banyak tantangan dan perubahan lainnya yang membutuhkan kesiapan kita. Revolusi Industri 4.0, globalisasi, akselerasi teknologi, kecerdasan buatan, pemanasan global dan perubahan iklim, dan seterusnya yang butuh pola adaptasi. Jika tidak, maka kita (perempuan) akan terlindas zaman, bahkan akan jauh tertinggal di belakang dengan peradaban global," imbuhnya.

 

Anggia menyerukan kepada segenap kader Fatayat NU, di manapun berada, agar lebih responsif, adaptif, komunikatif, dan solutif menyelesaikan berbagai problem di lingkungan sekitarnya.

 

"Mulai dari kader di pusat, wilayah, cabang, PCI (pengurus cabang internasional), anak cabang, sampai ranting Fatayat, ayo semua berlomba-lomba lebih peduli dan memberikan perhatian lebih kepada komunitas sekitar kita. Karena untuk itulah 71 tahun lalu Fatayat ini lahir, didirikan, dan menginspirasi para pendahulu kita," ujarnya. 

 

Editor: Kendi Setiawan