Nasional

Teknologi Digital Bangkitkan Pertumbuhan Ekonomi yang Terpuruk

Sab, 27 Maret 2021 | 16:00 WIB

Teknologi Digital Bangkitkan Pertumbuhan Ekonomi yang Terpuruk

Hadirnya teknologi keuangan ini bukan sekadar memberikan alternatif layanan keuangan atau meningkatkan kemudahan layanan, tetapi telah menjadi sarana untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Jakarta, NU Online

Bidang ekonomi terdampak sangat parah akibat pandemi Covid-19. Meskipun demikian, kegiatannya tetap dapat berjalan berkat bantuan teknologi. Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa hasil survei Bank Dunia menunjukkan kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi digital, atau melakukan aktivitas pemasaran secara daring, mengalami penurunan lebih kecil dibanding dengan mereka yang tidak melakukan pemasaran secara daring.

 

Hal tersebut memberikan dampak perluasan perekonomian fintech. Inovasi pemanfaatan teknologi digital yang berkembang dengan pesat juga mampu menghasilkan layanan teknologi keuangan atau fintech. Layanan ini, lanjutnya, memberikan kemudahan yang luar biasa, mulai dari melakukan transaksi pembayaran, mencari pinjaman modal, pembiayaan usaha, mendapatkan asuransi, serta layanan keuangan lainnya. Dengan fintech, layanan keuangan menjadi hanya sebatas sentuhan jari atau one click away. 

 

"Hadirnya teknologi keuangan ini bukan sekadar memberikan alternatif layanan keuangan atau meningkatkan kemudahan layanan, tetapi telah menjadi sarana untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," katanya dalam Forum Bisnis dengan tema Go Digital yang diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN), dalam rangkaian kegiatan Musyawarah Kerja Nasional 2021, Sabtu (27/3).

 

Pemanfaatan fintech, menurutnya, juga terbukti dapat mendorong pertumbuhan UMK, mendorong pertumbuhan industri, ekonomi kreatif, pariwisata dan jasa lainnya. Dengan demikian, fintech dapat berperan penting di dalam upaya pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19 serta mendukung pertumbuhan ekonomi setelahnya.

 

Inovasi dalam memanfaatkan teknologi digital sebenarnya sudah berlangsung beberapa waktu, tetapi pandemi Covid-19 mendorong pemanfaatannya lebih cepat lagi dan berskala global. Ia menyampaikan bahwa pandemi ini memaksa masyarakat untuk beradaptasi, sehingga menyebabkan proses adopsi teknologi serta literasi pemanfaatan teknologi menjadi sedemikian cepat.

 

"Pemanfaatan teknologi digital selama masa pandemi ini juga dengan cepat menghilangkan sekat umur, gender, geografis, serta tingkat pendidikan. Kita semua warga dunia sekarang menjadi anggota komunitas digital globa," katanya.

 

Pemanfaatan teknologi digital dalam berbagai kegiatan usaha juga menjadi semakin meluas dan mendalam. Transaksi ekonomi saat ini dilakukan dengan menggunakan teknologi. Bahkan, beragam produk saat ini diperkenalkan melalui teknologi.

 

"Dengan kondisi ini, sekat-sekat antara perusahaan kecil dan besar menjadi tereliminasi. Perusahaan kecil memiliki kemudahan dalam akses pasar, serta kemitraan antara usaha kecil dengan usaha besar lebih dimungkinkan terjadi dengan adanya teknologi digital ini," katanya.

 

Lebih lanjut, Kiai Ma’ruf menyampaikan bahwa kecepatan adopsi teknologi digital ini juga memberikan peluang usaha, terutama pada kelompok muda yang produktif. Mengutip survei terbaru Bank Dunia (Desember Tahun 2020) yang dilakukan pada salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia, ia menyampaikan bahwa pelaku usaha yang memanfaatkan teknologi digital mayoritas (56 persen) adalah mereka yang berusia antara 25-34 tahun.

 

"Sudah tentu hal ini sangat menggembirakan karena akan membantu mengurangi tingkat pengangguran usia muda yang tinggi," ujar Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

 

Lebih dari itu, pemanfaatan teknologi digital dalam aktivitas ekonomi juga tidak mengenal disparitas tingkat pendidikan. Hal ini sejalan dengan hasil survei yang menunjukkan bahwa 43,5 persen pengambil manfaat teknologi platform e-commerce tersebut berpendidikan SMA dan disusul oleh lulusan sarjana sebesar 35,6 persen.

 

Menurutnya, data tersebut merupakan pertanda baik, mengingat jumlah angkatan kerja lulusan SMA berjumlah sangat besar. Namun dengan memanfaatkan teknologi digital, peluang mereka untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi justru sangat besar.

 

Pemanfaatan teknologi digital dalam aktivitas ekonomi juga memberikan kesempatan lebih luas bagi upaya untuk mendorong kesetaraan gender. Dalam survei Bank Dunia tersebut terlihat bahwa pelaku usaha perempuan mencapai 56,1 persen lebih tinggi dari pelaku usaha laki-laki yang 43,9 persen.

 

"Ini artinya bahwa kelompok perempuan bukan hanya memiliki kesempatan yang sama, tetapi juga mampu berkompetisi berkat teknologi digital," pungkasnya.

 

Hal ini juga sejalan dengan rumusan Muskernas HPN yang mendorong bisnis keuangan digital. Karenanya, Muslimapp.id mendukung penuh inisasi para pengusaha Nahdliyin untuk menggunakan platform digital pada kegiatan bisnisnya. Muslimapp.id berminat untuk menjalin kerja sama dengan pengusaha Nahdliyin dan pengusaha Muslim lainnya dalam upaya mengkreasi produk-produk bisnis berbasiskan digital, menggunakan IoT sebagai utility-nya, ataupun mengembangkan pemasaran dan keuangan dengan menggunakan platform digital. 

 

Direktur Utama Muslimapp.id, Davi Isdiawan, menyebutkan inisiasi Go Digital yang dicanangkan oleh HPN sesuai dengan visi Muslimapp.id. Apalagi Muslimapp.id, lanjutnya, saat ini sedang mengembangkan fitur-fitur baru yang membuka akses seluas-luasnya bagi para pengusaha muslim untuk menggunakan aplikasi Muslimapp.id dalam upaya pengembangan bisnisnya secara digital.  

 

"Muslimapp.id ke depan akan menjadi Aplikasi Social Commerce untuk komunitas Muslim Indonesia maupun dunia," ujar Davi.

 

Oleh karena itu, Muslimapp.id bertekad menjadi aplikasi karya anak bangsa yang menyediakan kebutuhan umat Islam, baik dalam hal ibadah, sosial, ekonomi, e-commerce, life style, konsultasi bisnis muslim, hingga pembelajaran keislaman, dalam satu aplikasi, dengan tagline 'All Muslim Needs in One App'.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan