Nasional

Teriak "NKRI Harga Mati" Harus Punya Dasar

NU Online  ·  Jumat, 1 Desember 2017 | 12:40 WIB

Pemalang, NU Online
NKRI Harga Mati bukanlah hanya slogan atau teriakan-teriakan tak bermakna, akan tetapi harus didasari pemahaman yang kuat mengapa kita harus menjaga kesatuan Negara Indonesia ini.

Demikianlah penuturan Al Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Hasyim Bin Yahya Pekalongan, Rais Aam Idaroh Aliyah Jam’iyah Ahlith Thoreqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (Jatman) saat membekali para Pengurus Cabang Mahasiswa Ahlith Thoreqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (MATAN) Kabupaten Pemalang yang baru dilantik, Rabu (29/11) lalu.

Acara yang dirangkai dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Majlis Ta’lim dan Dzikir Riyadussholikhin Sibthu Syaikhun Malam Kamis Wage dan Pelantikan PC MATAN Pemalang itu dihadiri oleh Maulana Habib Luthfi Bin Yahya, KH Abdullah Sa’ad dari Solo, dan para kiai serta Habaib di sekitar Pemalang.

Sementara itu, Maulana Habib Luthfi mengatakan NKRI harga mati itu harus punya dasar yang kuat.

"Sekarang ini kita menghadapi berbagai macam gempuran dari luar mulai dari berita-berita hoaks yang begitu banyaknya tersebar di media, yang mengancam stabilitas dan kenyamanan masyarakat sampai pada sesuatu yang mengancam ideologi Negara," katanya
.
Lebih lanjut, Habib Luthfi menjelaskan bahwa hoaks dan provokasi itu sudah ada sejak zaman-zaman dahulu.

"Kalau dihubungkan apa yang terjadi sekarang itu polanya sama dengan yang terjadi dahulu. Peristiwa tahkim di jaman sahabat Ali Bin Abu Tholib, hingga runtuhnya kerajaan-kerajaan besar yang ada di Indonesia maupun dunia, itu banyak terjadi karena hoaks dan pembusukan dari dalam," lanjut Habib Luthfi.

Oleh karena itu, NKRI Harga Mati itu tidak asal teriak.

"Kalau cuma begitu kita bisa lakukan setiap hari. Lebih dari itu kita harus belajar dari sejarah agar apa yang sudah terjadi pada zaman sebelumnya itu tidak terulang lagi pada zaman sekarang. Dengan begitu kita tahu mengapa kita harus mengatakan NKRI Harga Mati, bukan basa-basi,” paparnya.

Acara yang dilaksanakan di kediaman Habib Ahmad Muhdor Assegaf itu berlangsung meriah dengan diiringi grup rebana Az Zahir dibawah pimpinan Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf dari Pekalongan. Acara ditutup dengan doa oleh Habib Ahmad Muhdor Assegaf dan dilanjutkan dengan ramah tamah. (Mukh Imron Ali Mahmudi/Kendi Setiawan)