Nasional

Terima KPU, Ketum PBNU: Kepentingan Politik NU Hanya Keselamatan Bangsa dan Negara

Rab, 4 Januari 2023 | 11:45 WIB

Terima KPU, Ketum PBNU: Kepentingan Politik NU Hanya Keselamatan Bangsa dan Negara

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyerahkan cenderamata kepada Ketua KPU Hasyim Asy'ari di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (4/1/2023). (Foto: NU Online/Syakir NF)

Jakarta, NU Online 
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menerima kunjungan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) di gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (4/1/2023).


Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya menegaskan bahwa kepentingan politik NU hanyalah keselamatan bangsa dan negara. “Satu-satunya kepentingan politik NU keselamatan bangsa dan negara,” ujarnya.


Sebab, Gus Yahya menjelaskan bahwa NU pada Muktamar Ke-27 NU di Situbondo pada tahun 1984  memutuskan untuk tidak lagi terlibat dalam politik praktis. 


Oleh karena itu, Gus Yahya menegaskan bahwa NU berupaya untuk menjaga stabilitas. Apapun yang disepakati sebagai aturan dalam pemilu, NU mendorong agar dapat dilaksanakan dengan baik.


“Buat NU sendiri, apapun yang disepakati di antara pemain terlibat dalam percaturan itu, kita dorong untuk dilaksanakan dengan disiplin,” ujarnya.


NU juga mendorong agar dapat membangun tradisi demokrasi yang lebih rasional sebagai bentuk sumbangan konstruktif dalam dinamika politik yang lebih baik untuk mewujudkan keadaan lebih baik.


“Dalam hal ini dengan mengupayakan terwujudnya suatu tradisi demokrasi yang lebih rasional dan berakhlak,” kata kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah 56 tahun yang lalu itu.


Gus Yahya menjelaskan bahwa rasional itu berarti tidak memunculkan sentimen identitas ataupun primordialisme. Namun, hal yang harus dikedepankan adalah kepentingan objektif yang bisa dibicarakan bersama.


“Tidak usah main sentimen identitas, tidak usah main primordial, tetapi kita bicara kepentingan objektif rasional yang bisa didiskusikan,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.


Adapun berakhlak yang dimaksud adalah sportif dalam proses keberlangsungan Pemilu. “Artinya disiplin di dalam menjaga sportivitas dalam kompetisi Pemilu,” katanya.


Karenanya, ia juga tidak ingin identitas NU dieksploitasi dalam rangka politik praktis itu.  “Di samping memang, soal demokrasi rasional, tidak mau identitas ke-NU-an dieksploitasi,” ujarnya.


Pada pertemuan tersebut, Gus Yahya didampingi Ketua PBNU H Amin Said Husni dan Wasekjen PBNU Masud Saleh. Sementara komisioner KPU yang hadir adalah Ketua KPU Hasyim Asy’ari, Mochammad Afifudin, Betty Epsilon Idroos, Yulianto Sudrajat, dan August Mellaz.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin