Nasional

Aksi 11 April Ricuh, Gusdurian Kutuk Segala Bentuk Kekerasan

Sen, 11 April 2022 | 23:00 WIB

Aksi 11 April Ricuh, Gusdurian Kutuk Segala Bentuk Kekerasan

Ilustrasi demostrasi.

Jakarta, NU Online
Sejumlah elemen mahasiswa dan warga sipil menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR Senayan Jakarta, Senin (11/4/2022). Aksi 11 April ini justru berbuntut ricuh dan muncul aksi kekerasan terhadap pegiat media sosial sekaligus Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando.


Hal tersebut sangat disayangkan sejumlah pihak. Tak terkecuali Jaringan Gusdurian yang mengutuk dan mengecam segala bentuk kekerasan kepada dan oleh siapapun. Kekerasan yang dilakukan tersebut dipandang dapat menenggelamkan aspirasi masyarakat yang disuarakan.


Sebab, Jaringan Gusdurian memandang bahwa Aksi 11 April ini dilakukan sebagai respons atas berbagai spekulasi politik oleh pejabat publik dalam beberapa minggu terakhir, terutama menyoal perpanjangan masa jabatan presiden dan Amandemen UUD 1945.


Salah satu tuntutan dari massa aksi di dalam aksi itu adalah mendesak elemen pemerintah mematuhi konstitusi dengan tetap menyelenggarakan pemilu pada waktunya dengan tetap membatasi masa jabatan presiden maksimal dua periode.


Sayangnya, muncul provokasi di tengah demonstrasi yang menyebabkan terjadinya aksi kekerasan oleh terduga peserta aksi kepada Ade Armando. Dalam video yang banyak beredar di medsos, Ade Armando mendapat penganiayaan dan pelecehan yang membuatnya mengalami luka-luka.


Tindakan tersebut sangat bertentangan dengan berbagai prinsip, mulai hukum, moral, hak asasi manusia (HAM), hingga agama. Hal ini membuat Jaringan Gusdurian menyatakan sikap. Terdapat empat poin penting sikap yang dinyatakan Jaringan Gusdurian diterima NU Online, Senin malam.


Pertama, mengutuk dan mengecam segala bentuk kekerasan kepada dan oleh siapa pun. Kekerasan jitu justru menutupi dan menenggelamkan aspirasi masyarakat yang dilindungi konstitusi.


Kedua, meminta aparat untuk mengusut tuntas penganiayaan tersebut dan memberikan sanksi kepada pelaku sesuai ketentuan undang-undang.


Ketiga, mengimbau kepada elite politik untuk tidak melakukan provokasi dan spekulasi politik yang merusak konstitusi dan kemaslahatan bangsa hanya demi kekuasaan.


Keempat, mengajak elemen masyarakat untuk menyampaikan pendapat dengan nir-kekerasan dan berfokus pada penyaluran aspirasi. Aksi kekerasan hanya akan menjauhkan substansi aksi dan menyebabkan sentimen negatif dari masyarakat.


Di dalam video yang beredar di medsos, Ade Armando terlihat dipukuli oleh massa aksi. Tak lama, wajahnya terlihat babak belur. Tak cukup sampai di situ, celana Ade Armando pun dilucuti. Ade Armando terlihat menggunakan kaus hitam bertulisan 'Pergerakan Indonesia untuk Semua'.


Ade Armando tampak diamankan oleh sejumlah polisi. Hidungnya berdarah dan wajahnya lebam-lebam. Sebelumnya, Ade Armando terlihat cekcok dengan massa aksi. Dalam video, terdengar suara yang meneriaki Ade dengan sebutan buzzer, munafik, pengkhianat, dan penjilat.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori