Nasional LITERASI DIGITAL

Tingkatkan Kemampuan Berdakwah, Perempuan NU Harus Cakap Literasi Digital

Kam, 28 Juli 2022 | 15:15 WIB

Tingkatkan Kemampuan Berdakwah, Perempuan NU Harus Cakap Literasi Digital

Peran Muslimat NU penting dalam dakwah dan harus cakap literasi digital.

Ā Jakarta, NU Online

Pengurus Badan Pengembangan Jaringan Internasional Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (BPJI PBNU) Dahliah Umar mengatakan bahwa perempuan perlu memiliki literasi digital yang cakap untuk meningkatkan kemampuan dakwahnya di era digital.


ā€œPeran Muslimat NU sebagai penggerak dakwah di kalangan ibu rumah tangga harus siap membuka cakrawala dalam dunia dakwah digital,ā€ kata Dahliah dalam kegiatan Literasi Digital Peran Perempuan dalam Dakwah Digital, di Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.


Ia menjelaskan, literasi digital adalah kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi , tetapi melibatkan kemampuan dalam mengelola pembelajaran, bersosialisasi, berpikir kritis, kreatif serta inspiratif sebagai kompetensi digital.


ā€œLiterasi digital merupakan sesuatu yang dibutuhkan di era informasi saat ini, agar perempuan bisa meningkatkan kemampuannya di dunia internet. Dengan literasi digital, kaum perempuan akan terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan individu,ā€ jelas aktivis perempuan itu.


Keterampilan perempuan dalam mengakses teknologi informasi dan komunikasi bertujuan untuk pemberdayaan perempuan itu sendiri dalam hal peningkatan wawasan pengetahuan. Apalagi menurutnya berita hoaks belakangan ini menjadi marak dan diprediksi akan selalu ada.


ā€œKemampuan literasi digital yang harus dimiliki perempuan Indonesia adalah bersikap dan berpikir kritis dalam menyaring informasi. Harapannya dengan kemampuan ini para perempuan mampu membedakan antara informasi yang benar atau yang hoaks,ā€ ucapnya.


Ketua Network for Indonesian Democratic Society (Netfid)Ā IndonesiaĀ itu juga membeberkan hasil survei tahun 2021, pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 170 juta akun. Jumlah ini naik 6,25 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menjadi gambaran betapa dakwah islam yang sebelumnya bersifat langsung perlu melakukan inovasi agar lebih menjangkau audiens media sosial yang luas.


ā€œPenggunaan media sosial menyebabkan kebebasan penyampaian opini, kampanye untuk mempengaruhi dan mencapai tujuan perjuangan tertentu dan bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk untuk tujuan dakwah,ā€ jelasnya.


Oleh karena itu, Dahliah berpesan, perempuan NU berkepentingan menguasai literasi digital ini, salah satunya mengedepankan kemampuan untuk verifikasi informasi lantaran derasnya arus informasi di dunia digital bisa membuat seseorang kurang kritis.


ā€œMasyarakat membutuhkan informasi dan guidelines/panduan dalam memilah dakwah di media digital dan memiliki sanad yang mutawatir. Masyarakat perlu di beri informasi dai dan daiyah yang memiliki sanad keilmuan yang mutawatir dan bersumber dan lembaga keagamaan yang masyhur dan teruji kebenarannya,ā€ ucapnya.


Selain itu, tambah dia, perlu adanya sinergi antara pesantren dan media massa/penyiaran serta lembaga keagamaan untuk memperkenalkan para daā€™i yang benar dalam sanad keilmuan.


Pewarta: Syifa Arrahmah

Editor: Fathoni Ahmad