Nasional

Upaya Muslimat NU dalam Pencegahan Stunting

Kam, 29 Agustus 2019 | 07:30 WIB

Upaya Muslimat NU dalam Pencegahan Stunting

Orientasi Germas dan Pencegahan Stunting PP Muslimat NU di Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (28/8).

Jakarta, NU Online
Menurut badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Health Organization (WHO), stunting adalah kondisi gagal tumbuh. Ini bisa dialami oleh anak-anak yang mendapatkan gizi buruk, terkena infeksi berulang, dan stimulasi psikososialnya tidak memadai. Anak dikatakan stunting ketika pertumbuhan tinggi badannya tak sesuai grafik pertumbuhan standar dunia.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan, 30,8 persen balita di Indonesia mengalami stunting. Angka ini turun jika dibandingkan data Riskesdas 2013, yakni 37,2 persen. Meski demikian, angkanya masih jauh dari target WHO yakni 20 persen.

Berangkat dari kondisi di atas, Pimpinan Pusat Muslimat NU terus menggalang kemitraan dan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. Menggandeng Kementerian Kesehatan dan dinas terkait, Muslimat NU intens melakukan kegiatan gerakan masyarakat hidup sehat (germas) dan pencegahan stunting di sejumlah daerah.

Ketua IV PP Muslimat NU Hj Aniroh Slamet Effendy Yusuf menjelaskan, sasaran germas adalah pesantren dan majelis taklim yang meningkat ke arah orientasi dan mobilisasi gerakan. Menurutnya, penggalangan kemitraan dan partisipasi masyarakat dalam gerakan untuk mewujudkan hidup sehat dan pencegahan stunting sangatlah penting agar masyarakat menjalani pola hidup dengan gerakan hidup sehat.

“Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat khususnya Banyumas dan Indonesia sadar akan pentingnya cara hidup sehat dan sadar untuk bersama-sama mencegah stunting untuk menciptakan generasi penerus yang lebih baik dan sehat,” terang Aniroh kepada NU Online, Rabu (28/8) saat memberikan sambutan dalam kegiatan germas dan pencegahan stunting di Banyumas, Jawa Tengah.

Sementara itu Ketua Tim Pelaksana Germas dan Pencegahan Stunting Hj Erna Yulia Soefihara menerangkan, Muslimat NU melaksanakan program Germas dan Pencegahan Stunting dalam rangkaian kegiatan dimulai dari Rapat Persiapan Orientasi pada 27 Agustus, kemudian Orientasi Penggalangan Kemitraan, dan Partisipasi Masyarakat dalam Germas dan Pencegahan Stunting pada 28 Agustus 2019.

“Besok (hari ini, red) akan dilakukan mobilisasi di Pesantren Al-Azhari Ajibarang, Banyumas,” ucap dokter yang juga Ketua VII PP Muslimat NU ini.

Orientasi diikuti sekitar 70 orang, dari unsur majelis taklim, pesantren, pemangku kepentingan diwakili oleh Bappeda Kabupaten Banyumas dan Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini didampingi oleh Kasi Peran Serta Masyarakat Promkes Kemenkes RI, Marlina Ginting.

Kegiatan Germas dan Pencegahan Stunting di Banyumas dibuka langsung oleh Bupati Banyumas, Achmad Husen. Menurut Husen, pola hidup sehat harus dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Untuk menjadi sehat awalnya dari makanan yang dinikmati, maka dia mengajak agar tidak hanya mengejar kenikmatan tetapi harus memperhatikan dampak makanan terhadap tubuh.
 
"Biasakan anak-anak kita makan makanan yang sehat dan seimbang. Stunting ditimbulkan bukan saja karena kurang makan, tetapi karena makanan yang tidak sehat," kata Husen.
 
Senada dengan itu, Kasi Peran Serta Masyarakat Promkes Kemenkes RI, Marlina Ginting, mengajak semua masyarakat untuk ikut serta mencegah stunting dan menerapkan perilaku hidup sehat. Penurunan stunting adalah tanggung jawab semua masyarakat.

“Stunting dapat dicegah dengan memberikan edukasi yang tepat bagi masyarakat akan pentingnya pemberian gizi yang cukup sejak remaja, ibu hamil hingga 1.000 hari pertama kelahiran,” terangnya.

Program Germas dan Pencegahan Stunting PP Muslimat NU telah dilakukan di sejumlah daerah di antaranya, Kabupaten Hulu Sungai Utara di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan di Makassar, Banten di Pandeglang dan Lebak, serta di Banyumas.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon