Nasional

Usul Penyeragaman Lebaran NU dan Muhammadiyah, Respon Pak Hasyim Ini Bikin Tertawa

Sab, 22 April 2017 | 01:03 WIB

Jakarta, NU Online
Perbedaan furuiyyah antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah merupakan persoalan klasik yang sampai hari ini masih terus terjadi. Salah satu perbedaan tersebut biasanya terjadi dalam hal penetapan hari raya.

Pada acara peluncuran buku Takziyah Muhammadiyah untuk KH A Hasyim Muzadi di Aula KH A Dahlan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/4) malam, Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin sempat menyinggung perbedaan penetapan hari raya antara NU dan Muhammadiyah.

Dalam testimoninya, Din Syamsuddin mengungkapkan tentang perbedaan penetapan hari raya pada tahun 2007 antara NU dan Muhammadiyah. Pada tahun itu, NU dipimpin KH Hasyim Muzadi, dan Muhammadiyah dipimpin Din Syamsuddin.

Menurut Din, saat itu Wakil Presiden HM Jusuf Kalla mengundang dirinya dan Pak Hasyim untuk membicarakan derajat dalam penentuan hari raya dengan tujuan agar bisa merayakan hari raya pada waktu yang sama.

Muhammadiyah yang pada waktu itu sudah menetapkan hari raya dengan setengah derajat, kemudian diminta Jusuf Kalla untuk menaikkan, “Gimana kalau Muhammadiyah naik sedikit derajatnya, Pak Hasyim (juga gimana) kalau NU turun derajatnya, sehingga bertemu?” kata Din Syamsuddin menirukan permintaan Jusuf Kalla.

Tapi saat itu, kata Din Syamsuddin, baik dirinya maupun Pak Hasyim menolak. Pak Hasyim menolak dengan alasan bahwa putusan penetapan hari raya bukan putusan PBNU. Kapasitasnya sebagai Ketua Umum PBNU, menurut Pak Hasyim, tidak cukup kuat untuk mengubah putusan karena itu putusan Lajnah Falakiyyah PBNU. Begitupun Din Syamsuddin. Ia menolak dengan alasan penetapan tersebut putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah.

Tapi di luar, kata Din Syamsuddin, Pak Hasyim sempat mengomentari permintaan Jusuf Kalla, “Inilah kalau madzhab Yusufi, madzhab Yusuf Kalla,” ujar Din Syamsuddin diikuti tawa hadirin. (Husni Sahal/Alhafiz K)