Nasional

Viral! Penampakan Bendera Tauhid Kelompok Makar NII

Sen, 29 Oktober 2018 | 02:15 WIB

Jakarta, NU Online
Polemik bendera tauhid yang beberapa hari lalu menggelinding mengungkap sejumlah wacana dan informasi. Kajian sejarah yang bersumber dari kitab-kitab klasik membantah bahwa bendera tauhid yang digunakan oleh kelompok Hizbut Tahrir, ISIS maupun Al-Qaeda bukan merupakan bendera yang diusung oleh Rasulullah, bukan pula bendera yang merepresentasikan umat Islam.

Kenyataan selama ini juga mengungkapkan bahwa bendera-bendera yang mengusung kalimat mulia tauhid justru digunakan untuk memberontak (bughot) dan makar oleh kelompok-kelompok tertentu.

Informasi terbaru yang viral di media sosial mengungkapkan bendera berkalimat tauhid yang diusung kelompok makar Negara Islam Indonesia (NII).

Foto yang diungkap oleh Sejarawan Ahmad Baso, Senin (29/10) dalam facebooknya itu memperlihatkan bendera warna hitam bertuliskan kalimat tauhid dan takbir. Keterangan foto menyatakan: Bendera NII di Pengadilan (1983).

“Reinkarnasi kelompok bughot (makar) dengan simbol benderanya,” ujar Ahmad Baso menggambarkan postingannya.

Penulis seri buku Pesantren Studies tersebut lalu mengemukakan nasihat Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhahu:

ﺇِ ﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻢُ ﺍﻟﺮَّﺍﻳَﺎﺕِ ﺍﻟﺴُّﻮْﺩَ ﻓَﺎﻟْﺰَﻣُﻮْﺍ ﺍﻟْﺎَﺭْﺽَ ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺤَﺮِّﻛُﻮْﺍ ﺃَﻳْﺪِﻳَﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﺃَﺭْﺟُﻠَﻜُﻢْ ﺛُﻢَّ ﻳَﻈْﻬَﺮُ ﻗَﻮْﻡٌ ﺿُﻌَﻔَﺎﺀُ ﻟَﺎ ﻳُﺆْﺑَﻪُ ﻟَﻬُﻢْ ، ﻗُﻠُﻮْﺑُﻬُﻢْ ﻛَﺰُﺑُﺮِ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺪِ ، ﻫُﻢْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﺍﻟﺪَّﻭْﻟَﺔِ ، ﻟَﺎ ﻳَﻔُﻮْﻥَ ﺑِﻌَﻬْﺪٍ ﻭَﻟَﺎ ﻣِﻴْﺜَﺎﻕٍ ، ﻳَﺪْﻋُﻮْﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻭَﻟَﻴْﺴُﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻠِﻪِ ، ﺃَﺳْﻤَﺎﺅُﻫُﻢُ ﺍﻟْﻜُﻨَﻰ ﻭَﻧِﺴْﺒَﺘُﻬُﻢُ ﺍﻟْﻘُﺮَﻯ ، ﻭَﺷُﻌُﻮْﺭُﻫُﻢْ ﻣِﺮْﺧَﺎﺓٌ ﻛَﺸُﻌُﻮْﺭِ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺨْﺘَﻠِﻔُﻮْﺍ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﺛُﻢَّ ﻳُﺆْﺗِﻲ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟْﺤَﻖَّ ﻣَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ .

Sayyidina Ali berkata: “Jika kalian melihat bendera hitam, maka bertahanlah di bumi. Jangan gerakkan tangan dan kaki kalian. Kemudian akan muncul kaum lemah yang lemah tidak dihiraukan (hingga gampang terpengaruh). Hati mereka seperti batangan baja (kaku, keras). Mereka (mengaku) pemegang daulah (Islamiyyah). Namun mereka tidak menepati janji dan kesepakatan bersama umat Islam. Mereka mengajak kepada kebenaran sedangkan mereka bukan orang yang benar. Nama mereka menggunakan kunyah dan nisbat mereka menggunakan nama daerah. Rambut mereka terurai seperti wanita, hingga mereka berselisih diantara mereka. Kemudian Allah mendatangkan kebenaran kepada yang Allah kehendaki." (Riwayat Abu Nuaim, Kanzul Ummal 11/283).

(Fathoni)