Wahid Foundation Sosialisasikan ‘Eco Islam’ untuk Kelestarian Lingkungan
-
Abdul Rahman Ahdori
- Rabu, 30 Oktober 2019 | 11:30 WIB
Jakarta, NU Online
Terjadinya kerusakan alam di beberapa negara di Asia menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Penggundulan hutan, polusi udara, air di kota metropolitan dan sampah plastik di laut, adalah salah satu tantangan besar negara-negara Asia.
Salah satu upaya yang bisa menyembuhkan kebiasaan buruk penduduk dunia tersebut adalah memasukkan ajaran agama ke dalam isu ini. Semua agama tentu mengajarkan bagaimana cara menjaga alam dan larangan merusaknya.
Untuk merespon isu itu, organisasi masyarakat sipil di Indonesia Wahid Foundation bekerjasama dengan media Jerman DW dan Kantor Luar Negeri Jerman mempromosikan Eco-lslam kepada masyarakat luas di dunia.
Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi mengatakan, semua ajaran agama sepakat bahwa umat manusia wajib menjaga lingkungan. Demikian juga dengan Islam, sangat menjunjung tinggi kebersihan lingkungan. Islam menyebarluaskan perlindungan alam sebagai salah satu ajaran inti.
Sementara di negara yang minoritas penduduknya muslim, Islam yang ramah lingkungan atau Eco Islam bermaksud menempatkan perintah-perintah agama ke dalam tindakan nyata untuk kepentingan umum dan masa depan yang lebih baik.
“Salah satu pesan utama agama, yaitu menyebarkan dan memperkuat kelestarian alam tak peduli apa identitasnya. Islam rahmatan lil ‘alamin itu Islam yang peduli dengan semua ekosistem alam termasuk kita manusia dan non manusia, makhluk hidup dan non makhluk hidup,” kata Mujtaba Hamdi saat memberikan sambutan pada Seminar Eco Islam di Salah satu hotel di Jakarta Pusat, Kamis (30/10) pagi.
Ia menjelaskan, tugas umat manusia di dunia sangat berat, yakni menjadi khalifah di bumi. Dengan begitu manusia adalah perwakilan tuhan untuk menjaga alam semesta ini. Tugas tersebut menurut Mujtaba tidak diemban oleh makhluk selain manusia.
Di sisi lain memasukan agama ke dalam isu lingkungan menjadi tantangan besar Wahid Foundation karena masyarakat Indonesia lebih tertarik membawa isu agama kepada urusan politik. Apalagi saat momentum Pilkada atau Pilpres digelar, tanpa diminta agama menjadi target kelompok tertentu untuk memasukan ke dalam isu politik.
“Kedua skala dunia, ekstrimisme, kekerasan yang kerap menyerang kelompok masyarakat kerap dikaitkan dengan agama, tapi pemeluk-pemeluk agama sendiri memperlihatkan kekerasan dengan ideologi yang dimilliki, terutama soal tafsir ajaran agama yang keliru selalu dilakukan di kota besar dunia,” katanya menambahkan.
Sekali lagi, kata Mujtaba, Wahid Foundation menginginkan isu lingkungan menjadi isu yang diperhatikan oleh semua kalangan di dunia. Semua itu semata-mata demi keselamatan lingkungan, sehingga generasi penerus umat manusia mendapatkan manfaatnya beberapa tahun kedepan.
“Sebetulnya banyak komunitas Muslim yang terlibat tetapi hari-hari ini tidak banyak muncul seperti tenggelam oleh isu-isu yang lebih panas, isu yang mengaitkan Islam dengan politik. Sementara berbagai gerakan teman-teman komunitas Muslim terkait kelestarian lingkungan tidak banyak muncul di permukaan, kita ingin angkat itu. Bukan hanya di Indonesia, di Paksitan, Banglades juga seperti itu,” tuturnya.
Untuk diketahui, kegiatan Eco Islam yang dilaksanakan di Jakarta pada Rabu-Kamis (30-31/10) bukanlah satu-satunya. Kegiatan selanjutnya akan dilaksanakan di Karachi, Pakistan pada 23 dan 24 November 2019 mendatang. Kegiatan itu akan mengundang delegasi dari Indonesia serta perwakilan dari forum masyarakat sipil Afghanistan untuk memperluas jangkauan aksi. Sedangkan konferensi ketiga akan dihelat di Dhaka, Bangladesh pada tahun 2020 mendatang
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Aryudi AR
Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
Terkait
Nasional Lainnya
Terpopuler Nasional
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
-
6
-
7
-
8
-
9
Rekomendasi
topik
Opini
-
- Ahmad Rifaldi | Sabtu, 3 Jun 2023
Kritik Sayyid Usman soal Nasab dan Pandangannya tentang Ahlul Bait
-
- Muhammad Syakir NF | Jumat, 2 Jun 2023
Kesetaraan di Pesantren dalam Film Hati Suhita
-
- Arief Rosyid Hasan | Kamis, 1 Jun 2023
Ekologi Spiritual: Merawat Jagat, Mereformasi Bumi
Berita Lainnya
-
Tahun 2022, 45 Ribu Warga Terima Manfaat TJSL Pertamina
- Nasional | Kamis, 8 Jun 2023
-
Penyediaan Lapangan Kerja Jadi Tantangan Besar Indonesia
- Ketenagakerjaan | Rabu, 7 Jun 2023
-
Alasan PCINU Kaohsiung Taiwan Undang Gus Kautsar di Harlah Ke-5
- Internasional | Rabu, 7 Jun 2023
-
Melihat UMKM Binaan Pertamina di Sukabumi: Dari Bengkel Rumahan ke Jual Beli Kendaraan
- Nasional | Rabu, 7 Jun 2023
-
Kunjungi Siskohat, Irjen Kemenag Pertegas Pelayanan Haji Dilakukan Seoptimal Mungkin
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Lantik Auditor, Irjen Harap Jadi Pemecah Masalah
- Nasional | Senin, 5 Jun 2023
-
Pertamina Dukung Penyelenggaraan 'Lagi-Lagi Tenis' Bersama Rans Entertainment
- Nasional | Ahad, 4 Jun 2023
-
Pemangku Kepentingan Bidang Ketenagkerjaan Deklarasikan Komitmen Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
- Ketenagakerjaan | Kamis, 1 Jun 2023
-
Ajang Inovasi 2023, Pertamina Catat Penciptaan Nilai Hingga Rp12 Triliun
- Nasional | Kamis, 1 Jun 2023