Nasional MUKTAMAR PEMIKIRAN DOSEN PMII

Wakil Ketua MPR Sebutkan Empat Pilar Menyongsong Indonesia Emas

Sel, 6 April 2021 | 00:30 WIB

Wakil Ketua MPR Sebutkan Empat Pilar Menyongsong Indonesia Emas

Menurut Jazilul, terdapat empat pilar rumusan yang harus terlampaui oleh para alumni PMII dalam menyongsong Indonesia emas. Di antaranya, Pertama, pilar pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). (Foto: istimewa)

Tulungagung, NU Online
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Jazilul Fawaid menegaskan bahwa tugas kader PMII salah satunya membangun infrastruktur pikiran. Menurutnya hal itu tengah dibutuhkan oleh Indonesia saat ini dalam rangka menjaga orientasi agama dan bangsa agar tidak keluar dari jalurnya.


"Pikiran yang dimaksud adalah fikiran positif. Banyak orang di luar sana yang saat ini tengah menunggu hasil dari adanya Muktamar Pemikiran Dosen PMII ini," ujar Jazilul Fawaid dalam Sesi Blue Print Indonesia Emas acara Muktamar Pemikiran Dosen PMII di UIN Sayyid Ali Rahmatullah (Satu) Tulungagung, Jawa Timur, Senin (5/4).

 

Gus Jazil, panggilannya, menyebutkan Indonesia emas dalam tema besar acara muktamar pemikiran dosen PMII tersebut dapat ditandai dari 100 tahun setelah Indonesia merdeka, yakni pada tahun 2045. Menurutnya di tahun tersebut akan lahir sosok yang bisa membawa Indonesia ke dalam masa keemasan.

 

"Saya berharap semoga sosok itu berasal dari kader PMII. Oleh karena hal itu mari kita rumuskan dalam Muktamar Pemikiran Dosen PMII ini," tutur Jazilul Fawaid.

 

Menurut Jazilul, terdapat empat pilar rumusan yang harus terlampaui oleh para alumni PMII dalam menyongsong Indonesia emas. Pertama, pilar pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Kedua, pilar pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Ketiga, pilar pemerataan pembangunan. Keempat, pilar pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.

 

"Tanpa itu, kita para alumni PMII dalam menghadapi Indonesia emas nantinya akan berada di belakang bukan di depan,"  tuturnya.

 

Lebih lanjut, dirinya berpesan agar para dosen tidak hanya mengajar, melainkan juga hidup berkembang di masyarakat dan memberikan pencerahan. 

 

"Dia berdiri tegak bersama masyarakat dan memberikan pencerahan dalam menyongsong Indonesia emas," ungkap Gus Jazil.

 

"Selepas dari muktamar pemikiran ini maka muncul satu fikiran dan harus dilanjutkan pada satu gerakan. Karena pikiran tanpa amal seperti pohon tak berbuah," pungkasnya.

 

Sebagaimana diketahui, kegiatan tersebut digelar sebagai tanggapan para intelektual tanah air yang lahir dari rahim PMII untuk mempersiapkan Indonesia emas tahun 2045 mendatang.

 

Ketua Panitia Muktamar Pemikiran Dosen PMII, Prof Dr M Noor Harisudin mengatakan, acara tersebut dilatarbelakangi oleh banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) dosen PMII yang mumpuni, namun kurang terorganisir.

 

"Melalui ini kita dapat mempertemukan berbagai pemikiran untuk kemudian dipetakan serta didistribusikan pada pos-pos tertentu. Sesuai dengan keahlian bidang dan keunggulan pada setiap konsen yang ada," ujar Prof Haris yang juga Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur.

 

Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PB IKA PMII, Ahmad Muqowwam, Direktur Pascasarjana UIN KHAS Jember Prof Dr H Halim Soebahar, para guru besar, rektor dan dosen dari berbagai perguruan tinggi serta tamu undangan lainnya.

 

Tidak hanya itu, hadir pula secara virtual Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Dr Sony HB Harmadi dan masih banyak tokoh penting lainnya.


Kontributor: M Irwan Zamroni Ali
Editor: Kendi Setiawan