Gubenur Khofifah Harap Muktamar Dosen PMII Sentuh Kebutuhan Riil Masyarakat
Senin, 15 Maret 2021 | 13:40 WIB
Surabaya, NU Online
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap Muktamar Pemikiran Dosen PMII yang akan digelar pada 5-7 April 2021 menyentuh kebutuhan riil di masyarakat. Selain membahas social sciences (ilmu sosial), Muktamar juga harus menekankan applied sciences (ilmu aplikasi). Sebab ilmu yang aplikatif saat ini sangat dibutuhkan masyarakat.
''Kontribusi dosen alumni PMII harus jelas,'' katanya saat menerima sejumlah panitia Muktamar Pemikiran Dosen PMII pada Sabtu (13/3).
Khofifah yang juga pernah menjadi Ketua PMII Cabang Surabaya itu mengenang istilah diversifikasi profesi. Istilah tersebut dia populerkan ketika masih aktif di PMII saat itu. Menurutnya, istilah diversifikasi profesi masih relevan dengan kebutuhan saat ini.
''Saya dulu sering menyebut diversifikasi profesi. Jadi PMII harus tersebar ke semua profesi di semua lini kehidupan,'' tuturnya.
Jangan sampai para kader menumpuk di profesi tertentu. Sementara pada profesi lainnya kosong. Padahal pada profesi yang kosong tersebut dibutuhkan masyarakat. Dia berharap alumni PMII terserap merata di semua profesi yang dibutuhkan masyarakat.
Sementara mewakili panitia, Prof. Maftuhin menyampaikan perkembangan pelaksanaan Muktamar Pemikiran Dosen PMII. Selain itu dia juga menyampaikan permohonan kepada Gubenur Jawa Timur untuk berkenan menjadi tuan rumah.
''Jadi tuan rumahnya sebenarnya Ibu Gubernur. Kami dari UIN Satu hanya ketempatan acara,'' kata pria yang juga Rektor UIN Sayid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN Satu).
Apalagi menurutnya acara muktamar akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Dia juga menyampaikan bahwa muktamar tersebut mengambil tema besar yaitu SDM Unggul Dosen PMII Menuju Indonesia Emas.
Sementara Ketua OC Prof M. Noor Harisudin menyampaikan muktamar itu terinspirasi dari kegelisahan para dosen. ''Kami para dosen alumni PMII ini gelisah. Kami tahu, dosen PMII tersebar di mana-mana, apa kontribusinya untuk NU dan untuk Indonesia,'' kata Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum PTKIN se-Indonesia.
Haris yang juga Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pelatihan MUI Jawa Timur itu menyampaikan, sudah sangat banyak dosen alumni PMII bergelar guru besar. Sehingga memiliki potensi untuk turut andil mewujudkan Indonesia emas pada 2045 nanti.
Untuk itu Haris mengatakan perlu ada basis data serta pemetaan jumlah dosen PMII. Termasuk dengan segala keahliannya. Dari data tersebut para dosen alumni PMII dapat mengetahui kontribusi apa yang dapat diberikan untuk Indonesia.
''Kita juga ingin memberikan kontribusi pemikiran yang konkret untuk menyongsong Indonesia emas,'' jelasnya melalui rilis yang diterima NU Online.
Hadir pada pertemuan tersebut jajaran panitia tingkat Steering Committee (SC) Prof. Maftuhin, Prof Mas'ud Said, Prof. KH Abd Halim Subahar, Prof. KH Sahid, Prof Masdar Hilmy, dan Dr. KH. Subakir. Sementara di tingkat Organizing Committee OC ada Ketua Pelaksana Prof M. Noor Harusidn, Citra Orwela, Arifa Millati, Husnul,. Sutopo, dan Gus Tajudin
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
2
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
3
Hukum Mengonsumsi Makanan Tanpa Label Halal
4
Respons Pergunu soal Wacana Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
5
Sejarah Baru Pagar Nusa di Musi Rawas: Gus Nabil Inisiasi Padepokan, Ketua PCNU Hibahkan Tanah
6
NU Peduli Salurkan Bantuan Sembako kepada Pengungsi Erupsi Lewotobi
Terkini
Lihat Semua