Nasional

Wapres Ajak Masyarakat Cegah Penyebaran Virus Perpecahan

Rab, 26 Februari 2020 | 23:00 WIB

Wapres Ajak Masyarakat Cegah Penyebaran Virus Perpecahan

Pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII Rabu (26/2) di Hotel Novotel, Kepulauan Bangka Belitung. (Foto: NU Online/M Faizin)

Pangkal Pinang, NU Online
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyoroti menjamurnya perilaku negatif, khususnya yang massif berkembang di media sosial. Wabah atau virus ini menurutnya meliputi perilaku senang menebar perpecahan.
 
Pernyataan tersebut disampaikannya saat membuka Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII di Hotel Novotel, Provinsi Bangka Belitung, Rabu (26/2) malam.
 
Karena maraknya wabah tersebut, Kiai Ma'ruf Amin meminta masyarakat harus menjaga kedamaian dengan menghindari narasi kebencian termasuk lewat media sosial.
 
"Hindari narasi kebencian (yang menimbulkan) konflik, jadikan suasana lebih kondusif," harapnya pada Kongres bertema Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia untuk Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil dan Beradab.
 
Selain menghindari narasi kebencian lewat medsos, Kiai Ma'ruf Amin juga mendorong umat Islam untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lebih-lebih dari waktu ke waktu masyarakat dunia acap kali dihadapkan pada berbagai persoalan, tidak kecuali persoalan kesehatan.
 
Salah satu persoalan kesehatan yang sejak dua bulan lalu muncul dan hingga kini masih menjadi momok menakutkan bagi warga dunia adalah penyebaran virus corona. Untuk itu, Kiai Ma'ruf Amin kembali mengingatkan agar umat Islam memperbanyak membaca doa qunut, selain mengantisipasi dengan usaha klinis.
 
Ia pun membacakan salah satu doa yang sering mengiringi qunut yang artinya, "Ya Allah Tuhan Yang Maha Penyayang Yang menjauhkan bala, tolakanlah dari kami malapetaka, bala, bencana, kekejian dan kemungkaran, sengketa yang beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan yang tersembunyi, dalam negara kami khususnya dan dalam negara kaum Muslimin pada umumnya, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu."
 
Ia menilai doa ini menjadi salah satu di antara banyak ikhtiar untuk menjauhkan segala macam marabahaya yang mengancam bangsa Indonesia. Di samping tentu saja usaha maksimal dari pemerintah untuk mencegah masuknya virus corona dan virus lainnya ke Indonesia 
 
Sebelumnya Kiai Ma'ruf Amin menyatakan harapannya agar kongres dapat mengembalikan kejayaan umat Islam sebagai umat yang terbaik​​​​ (khaira ummah) melalui berbagai program nyata.
 
Kiai Ma'ruf menegaskan bahwa predikat ​​khaira ummah sudah lama hilang dan tercabik-cabik, terlebih berbagai persoalan yang melanda kawasan Timur Tengah. Bukannya membangun kasih sayang, sesama umat malah muncul permusuhan, perselisihan, dan peperangan.   
 
Menurut Kiai Ma'ruf, Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus menjadi payung besar umat Islam dan menjadi Imamah Institusionaliyyah umat Islam. Hal ini karena MUI memiliki representasi dari ormas-ormas Islam yang ada di Indonesia.
 
Pembukaan kongres juga dihadiri oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, dan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid.
 
Kongres akan berlangsung hingga Ahad (29/2). Kongres diikuti sebanyak 800 orang dari seluruh penjuru Indonesia. Dari 800 orang ini, sebanyak 750 adalah peserta utusan dan 50 observer.  
 
Selain unsur pengurus MUI seluruh Indonesia, kongres ini juga diikuti oleh unsur Kepala Wilayah Kementerian Agama seluruh Indonesia, pondok pesantren, perguruan tinggi dan lembaga riset, lembaga filantropi Islam, Organisasi Kepemudaan Islam, perwakilan negara luar, kalangan profesional bidang pendidikan, dakwah, ekonomi, dan peneliti, serta tokoh perorangan (ulama, zuama, cendekiawan, dan lain-lain).  
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan