Nasional HAUL KE-52 KIAI WAHAB CHASBULLAH

Wapres KH Ma’ruf Amin Sebut Menjaga Negara dan Lingkungan Masuk dalam Maqashid Syariah 

Ahad, 15 Oktober 2023 | 15:00 WIB

Wapres KH Ma’ruf Amin Sebut Menjaga Negara dan Lingkungan Masuk dalam Maqashid Syariah 

Wapres KH Maruf Amin saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul Akbar Ke-52 KH Abdul Wahab Chasbullah, Ahad (15/10/2023) di Masjid Istiqlal Jakarta. (Foto: Dok Panitia)

Jakarta, NU Online
Imam Ghazali dan Imam Asy-Syatibi berpendapat bahwa tujuan syariat (maqashid syariah) adalah untuk terciptanya kemaslahatan atau kemanfaatan serta kebaikan dan kedamaian umat manusia di dunia maupun di akhirat. Tujuan syariat ini terdiri dari 5 poin, yaitu Hifdzu Ad-Diin (Menjaga Agama), Hifdzu An-Nafs (Menjaga Jiwa), Hifdzu Aql (Menjaga Akal), Hifdzu An Nasl (Menjaga Keturunan), dan Hifdzu Al Maal (Menjaga Harta).


Seiring dengan perkembangan zaman, Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin menyebut bahwa ulama mutaakkhirin menambahkan beberapa poin maqashid syariah di antaranya Hifdzul Wathan (Menjaga Tanah Air). Hal ini menjadikan istilah Mabadiul Khamsah menjadi Mabadiussittah.


"Karena dengan Hifdzul Wathan kita bisa menjaga akal, bisa menjaga agama, bisa menjaga yang lain-lain. Maka itu dimasukkan menjadi Mabadiussittah, bukan khamsah lagi, namun enam," ungkapnya saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul Akbar Ke-52 KH Abdul Wahab Chasbullah Pahlawan Nasional, Inisiator, Pendiri dan Penggerak Nahdlatul Ulama, Ahad (15/10/2023).

 

Pada acara bertajuk Tak Pernah Lelah Mengawal NKRI ini, Kiai Ma’ruf mengungkapkan juga bahwa Kiai Wahab adalah sosok yang menjadi inspirator dan menjadi cikal bakal gerakan hubbul wathan (cinta tanah air). Dalam gerakan tersebut ditegaskan sebuah prinsip Hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman).


Konsep ini kemudian juga tertuang dalam syair lagu Yalal Wathan karya KH Wahab Chabullah yang mampu menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk mencintai tanah air. "Maka beliau (Kiai Wahab) adalah penggerak, Muharrik, yaitu gerakan Nahdlatul Wathan,” ungkapnya.


Dengan gerakan ini, lanjutnya, umat Islam di Indonesia yang berjuang membela tanah air tidak takut mati, karena mereka yakin dan memiliki keimanan yang kuat dalam membela tanah air.


Selain Hifdzul Wathan, menurut Mustasyar PBNU ini, para ulama kontemporer menambahkan lagi dengan 3 poin lagi yakni Hifdzul Amni wassalam (menjaga keamanan dan kedamaian) dan Hifdzul Bi’ah (menjaga lingkungan). Tanpa keamanan dan kedamaian dunia ini tidak akan tenang untuk wenjalankan Maqasidus Syariah. Dan, ketika terjadi kerusakan lingkungan, maka akan terjadi krisis global.


Ia pun mengungkapkan keprihatinannya terhadap peperangan yang masih terjadi di beberapa belahan dunia seperti perang Rusia dan Ukraina, termasuk yang terbaru yakni konflik peperangan antara Israel dan Palestina. Peperangan ini menurutnya menjadikan kondusivitas dan stabilitas dunia terganggu.


Pada kesempatan tersebut, Kiai Ma’ruf menyerukan untuk segera menghentikan peperangan agar kondisi dunia kembali tentram dan aman.