Nasional

Warna-Warni Ujian PPG 2023, Ada Peserta Bawa Senjata dan Antisipasi Serangan Monyet

Ahad, 10 September 2023 | 09:00 WIB

Warna-Warni Ujian PPG 2023, Ada Peserta Bawa Senjata dan Antisipasi Serangan Monyet

Seorang peserta ujian PPG mengerjakan tes di sebuah gubug tengah ladang sambil menenteng senapan angin. (Foto: Dok. FB Ahmad Inung)

Jakarta, NU Online
Sebanyak 16.717 guru mengikuti ujian pengetahuan Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada Sabtu (9/9/2023).Ada saja kisah menarik dalam PPG. Sebagian besar mahasiswa PPG adalah para guru lansia yang mengoperasikan mouse laptop saja harus dibantu cucunya.


Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ditjen Pendis Kemenag, Ahmad Zainul Hamdi mengatakan hal tersebut saat melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) pelaksanaan PPG di UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.


“Kisah tentang ‘guru-guru tua’ yang menunggu antrean selama puluhan tahun untuk ikut PPG mungkin tetap terdengar menyedihkan. Namun, itu hal biasa karena memang begitulah rata-rata pesertanya,” ujar Ahmad Inung, sapaan akrabnya.


Saat datang ke UINSA, Ahmad Inung langsung diberi tahu bahwa ada peserta ujian yang membawa senjata. “Saya kaget. Senjata? Untuk apa? Untuk mengancam pengawas?” tanya dia.


Ahmad Inung pun dibawa masuk oleh panitia untuk melakukan pengecekan. “Saya melihat di layar monitor, seorang peserta mengerjakan ujian di sebuah gubug tengah ladang, sambil menenteng senapan angin. Ini adalah peserta dari Sulawesi Utara,” ceritanya.


Menurut Ahmad Inung, peserta itu harus mengerjakan ujian di ladang di atas bukit agar mendapat sinyal, karena memang ujian dilakukan secara daring. Proses itu mempertaruhkan keselamatan diri peserta ujian PPG.


“Setiap saat ia bisa diserang monyet hutan. Karena itu, dia harus membawa senapan dan tetap waspada dari kemungkinan serangan monyet yang tak punya perasaan,” lanjut Guru Besar Perbandingan Agama UINSA Surabaya ini.


Berganti ke monitor lain, Ahmad Inung kemudian melihat seorang peserta tuna netra mengikuti ujian dengan perangkat laptop khusus. Peserta tuna netra itu ditemani seseorang untuk membacakan soal-soalnya.


“Keduanya bahu-membahu untuk memastikan bahwa si peserta akan lulus dan akhirnya mendapat tunjangan profesi guru (TPG). Ganjaran yang didambakan hampir seluruh guru,” ulasnya.


Ahmad Inung menambahkan terlalu banyak kisah haru di balik PPG. Ada banyak keterbatasan dan hambatan yang dihadapi para peserta. “Tapi saya tak pernah membayangkan bahwa salah satu hambatan itu adalah serangan monyet. Dasar monyet,” selorohnya.