Nasional

Wasiat Sunan Gunung Jati Jadi Inspirasi Terbentuknya Komasnu

Kam, 10 Januari 2019 | 10:00 WIB

Jakarta, NU Online 
Ada dua wasiat Sunan Gunung Jati Cirebon Syekh Syarif Hidayatullah yang terkenal yaitu terkait masjid dan fakir miskin. Dua wasiat ini menjadi inspirasi Ketua PBNU KH Abdul Manan A. Ghani untuk membentuk Koperasi Masjid Nusantara (Komasnu). 

“Sunan Gunung Jati berwasiat, ingsun titip tajug lan fakir miskin. Saya titip masjid dan fakir miskin. Artinya saya titip makmurkan masjid dan makmurkan yang masih miskin,” kata kiai asal Cirebon ini setelah tasyakuran terbentuknya Komasnu di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (9/1). 

Wasiat itu adalah menyuruh Lembaga Takmir NU untuk menjadikan masjid makmur dan Memberdayakan yang miskin. Masjid, selain sebagai pusat peribadatan, kita jadikan menjadi pusat gerakan pemberdayaan. 

“Masjid itu, pusat pemberdayaan umat. Pusat umat Islam membangun peradaban sejak awalnya,” tegas Ketua Lembaga Takmir Masjid PBNU masa khidmah 2010-2015 ini.

Ketika Islam masuk di Nusantara yang dibawa para ulama, aulia, kemudian mereka mendesain masjid menjadi dua ruang. Ada ruang dalam atau ruangan inti yang berfungsi untuk shalat, munajat, i’tikaf, wiridan, zikiran. Kedua, ada ruangan di luar yang terdiri samping kanan dan samping kiri, serta ruangan depan. 

“Dari dulu ketika kita kecil, masjid desa, isinya seperti itu. Itu masjid gaya wali seperti masjid Sunan Gunung Jati, Masjid Sang Cipta Rasa dibangun di Cirebon, itu ruangan yang inti malah kecil, yang besar itu malah yang di luar, kanan, kiri, depan,” katanya.  

Lebih lanjut ia mengatakan, Komasnu akan menggerakkan perekonomian umat melalui masjid melalui koperasi. Setelah diluncurkan, Komasnu akan mengadakan pelatihan-pelatihan terkait hal itu. 

Menurut dia, selama memimpin Takmir Masjid NU 5 tahun telah melakukan sosialisasi dari Sabang sampai Merauke bahwa masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pemberdayaan umat. 

“Jadi, ide semacam ini sudah diketahui umat. Tidak susah lagi untuk menjelaskan,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)